Analisis Proposal Kewirausahaan Kripik Talas Kaya Rasa



ANALISIS PROPOSAL BISNIS DENGAN PEDOMAN KEWIRAUSAHAAN
“KERIPIK TALAS KAYA RASA”
 Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan
Dosen Pengampu : Dr. Drs. Sukirman S.Pd. SH. MM


 
Disusun Oleh :
MANAJEMEN IV D
DEFTENDY ROYNALDO             (201511316)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2017





KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan analisis proposal  bisnis yang berjudul “ Analisa Proposal Bisnis Keripik Talas Kaya Rasa Dengan Pedoman Kewirausahaan”  mata kuliah Kewirausahaan ini tanpa hambatan berarti.

Penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen mata kuliah Kewirausahaan yang telah memberikan bimbingan dan pengajaran. Terima kasih penyusun sampaikan kepada teman-teman yang selama ini mensuport dari awal hingga akhir proses Analisa Proposal Bisnis Keripik Talas Kaya Rasa Dengan Pedoman Kewirausahaan, serta kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian Analisa Proposal Bisnis Keripik Talas Kaya Rasa Dengan Pedoman Kewirausahaan ini.

Kemampuan maksimal dan usaha yang keras telah dicurahkan dalam menyelesaikan prposal bisnis ini. Semoga usaha yang telah dilakukan tidak sia-sia dan mendapatkan hasil yang baik.

Akhirnya, penyusun menyadari bahwa Analisa Proposal Bisnis Keripik Talas Kaya Rasa Dengan Pedoman Kewirausahaan yang telah disusun ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun baik lisan maupun tulisan sangat diharapkan.





Kudus,   April 2017

Penyusun






ABSTRAKSI
 ANALISIS PROPOSAL BISNIS : KERIPIK TALAS KAYA RASA
Oleh :
Deftendy Roynaldo
201511316

Wirausaha atau entrepreneur harus memiliki motivasi kerja keras, mempunyai jaringan ( network ), inovasi, dan keinginan bertumbuh, serta pengambil resiko. Pelaku usaha merupakan individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi mengambil risiko dalam mengejar tujuan. Wirausaha menyukai resiko karena ingin berhasil : mendapatkan kepuasan besar dalam melaksanakan tugas yang sukar tetapi realistic dengan menerapkan keterampilan-keterampilan yang dimiliki, sehingga risiko kecil dan resiko tinggi dihindari karena sumber kepuasan tidak terdapat pada situasi itu. Berarti wirausaha menyukai tantangan yang sukar tetapi dapat dicapai. Keripik Talas Kaya Rasa juga sudah menerapkan konsep jiwa wirausaha seperti yang tertera dalam tinjauan pustaka. Keripik Talas Kaya Rasa sangat percaya diri dalam mengembangkan walaupun faktor kompetitor dan faktor permodalan masih menjadi kendala, namun dari resiko tersebut Keripik Talas Kaya Rasa mengatasi masalah dari risiko tersebutdengan melakukan diversifikasi produk, menempatkan tempat usaha pada tempat yang strategis , dan melakukan strategi pelayanan konsumen. Serta berorientasi pada tugas dan hasil, hal itu tergambarkan pada Keripik Talas Kaya Rasa bahwa tingkat kepuasan dalam terhadap permintaan para pelanggan merupakan kunci keberhasilan usaha ini. Serta dalam mengembangkan usaha Keripik Talas Kaya Rasa melakukan segmentasi, targeting dan rencana pemasaran serta promosi produk melalui selembaran brosur, promosi langsung (word of mouth) dan melalui sosial media atau internet. Hal itulah yang membuktikan bahwa Keripik Talas Kaya Rasa telah berorientasi dengan masa depan usahanya.




DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii
ABSTRAKSI....................................................................................................................... iii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
A.    Latar Belakang........................................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah...................................................................................................... 2
C.     Tujuan Masalah.......................................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI............................................................................................. 3
A.    Wirausaha................................................................................................................... 3
B.     Jiwa Wirausaha........................................................................................................... 8
C.     Risiko Usaha............................................................................................................ 16
BAB III ANALISA PROPOSAL BISNIS KERIPIK TALAS KAYA RASA............ 24
BAB IV PENUTUP........................................................................................................... 27
A.    Kesimpulan............................................................................................................... 27
B.     Saran......................................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA









BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pengertian Wirausahawan ( enterpreneur ) diperoleh dari berbagai buku maupun kamus, Kurotku dan Hodgetts (2001) menyatakan bahwa entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu entrepreneur yang berarti mengambil pekerjaan ( to undertake ). Konsep mengenai entrepreneur adalah sebagai berikut: The entrepreneur is one who undertake to organize, manage, and asume the risk of a bussines.
Konsep ini memberikan arti bahwa usahawan merupakan seseorang yang bertindak membuat organisasi, mengelola, dan menentukan resiko sebuah bisnis. Berdasarkan konsep tersebut, resiko yang terjadi dalam sebuah bisnis diambil oleh yang melakukan bisnis.
Zimmerer dan Scarborough ( 2005) memberikan konsep wirausahawan sebagai berikut: An entrepreneur is one who creates a new bussines in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifiying significant oppurtunities and assembling the necerssary resource to capitalize on them.
Konsep tersebut menceritakan bahwa wirausahawan merupakan sesorang yang menghadapi risiko dimasa yang mendatang dan bertujuan untuk mendapatkan profit dengan menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga mengalami peningkatan terhadap usaha.
Berdasarkan kedua konsep disebutkan bahwa entrepreneur merupakan tindakan seseorang yang berani menanggung resiko sebuah bisnis, adanya pertumbuhan bisnis, hasilnya akan meningkatkan kapitalisasi perusahaan. Entrepreneur mempunyai 4 karateristik yaitu:
1.        Menjalankan sebuah bisnis yang mempunyai kemungkinan menghasilkan keuntungan.
2.        Berani menanggung dan menerima risiko bisnis tersebut di masa-masa mendatang.
3.        Bisnis yang sedang ditekuni akan mempunyai kesempatan bertumbuh dan,
4.        Perusahaan akan membuat inovasi dan terjadi kapitalisasi bisnis tersebut.
Berbagai pihak menyatakan bahwa entrepreneur dihubungkan dengan inovasi karena tindakan bisnis yang dihasilkan bisa unik dan mempunyai inovasi tinggi. Inovasi tersebut akan mengandung risiko pada hasil atau pada awal memulai bisnis.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian wirausaha?
2.      Apa pengertian jiwa wirausaha?
3.      Apa pengertian risiko usaha?
4.      Bagaimana Analisa Proposal Bisnis Keripik Talas Kaya Rasa Dengan Pedoman Kewirausahaan?
C.     Tujuan masalah
1.      Agar kita mengetahui pengertian wirausaha.
2.      Agar kita mengetahui pengertian jiwa wirausaha.
3.      Agar kita mengetahui pengertian risiko usaha.
4.      Agar kita mengetahui Analisa Proposal Bisnis Keripik Talas Kaya Rasa Dengan Pedoman Kewirausahaan.




BAB II
LANDASAN TEORI
A.    Pengertian Wirausaha
Pengertian Wirausahawan ( enterpreneur ) diperoleh dari berbagai buku maupun kamus, Kurotku dan Hodgetts (2001) menyatakan bahwa entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu entrepreneur yang berarti mengambil pekerjaan ( to undertake ). Konsep mengenai entrepreneur adalah sebagai berikut: The entrepreneur is one who undertake to organize, manage, and asume the risk of a bussines.
Konsep ini memberikan arti bahwa usahawan merupakan seseorang yang bertindak membuat organisasi, mengelola, dan menentukan resiko sebuah bisnis. Berdasarkan konsep tersebut, resiko yang terjadi dalam sebuah bisnis diambil oleh yang melakukan bisnis.
Zimmerer dan Scarborough ( 2005) memberikan konsep wirausahawan sebagai berikut: An entrepreneur is one who creates a new bussines in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifiying significant oppurtunities and assembling the necerssary resource to capitalize on them.
Konsep tersebut menceritakan bahwa wirausahawan merupakan sesorang yang menghadapi risiko dimasa yang mendatang dan bertujuan untuk mendapatkan profit dengan menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga mengalami peningkatan terhadap usaha.
Berdasarkan kedua konsep disebutkan bahwa entrepreneur merupakan tindakan seseorang yang berani menanggung resiko sebuah bisnis, adanya pertumbuhan bisnis, hasilnya akan meningkatkan kapitalisasi perusahaan. Entrepreneur mempunyai 4 karateristik yaitu:
5.        Menjalankan sebuah bisnis yang mempunyai kemungkinan menghasilkan keuntungan.
6.        Berani menanggung dan menerima risiko bisnis tersebut di masa-masa mendatang.
7.        Bisnis yang sedang ditekuni akan mempunyai kesempatan bertumbuh dan,
8.        Perusahaan akan membuat inovasi dan terjadi kapitalisasi bisnis tersebut.
Berbagai pihak menyatakan bahwa entrepreneur dihubungkan dengan inovasi karena tindakan bisnis yang dihasilkan bisa unik dan mempunyai inovasi tinggi. Inovasi tersebut akan mengandung risiko pada hasil atau pada awal memulai bisnis.
Ø  Risiko dan Karateristik
Landau ( 1982) mengusulkan dari risiko yang dibawa ( risk bearing ) dengan karateristik inovasi membuat sebuah dasar klasifiksi entrepreneur. Hubungan tersebut sebagai berikut :
Gambler
Entrepreneur
Consolidator
Dreamer


                       
Gambler merupakan entrepreneur juga, tetapi selalu mempunyai karateristik inovasi yang rendah dan risiko yang besar. Dreamer ( pemimpi ) adalah entrepreneur yang mempunyai inovasi tinggi, tetapi hanya menerima risiko yang rendah.  Consolidator adalah entrepreneur yang hanya bisa menerima risiko rendah dan karateristik inovasi rendah. Entrepreneur adalah seorang yang mempunyai karateristik inovasi tinggi dan risiko yang dihadapi atau dibawahnya juga tinggi.
Kuratko dan Hodgetts ( 2001 ) menyebutkan ada 10 karateristik dari entrepreneur yaitu :
1.         Entrepreneur adalah pelaku bukan pemikir.
2.         Entrepreneur dilahirkan, bukan dibuat atau diciptakan.
3.         Entrepreneur selalu menjadi penemu  / pencipta sesuatu.
4.         Entrepreneur adalah akademis dan tidak bisa menyesuaikan dalam masyrakat.
5.         Entrepreneur harus memenuhi  the profile
6.         Kebutuhan entrepreneur adalah uang.
7.         Kebutuhan entrepreneur adalah keberuntungan
8.         Ketidaktahuan merupakan kebahagian bagi entrepreneur
9.         Entrepreneur menginginkan keberhasilan tetapi pengalaman menyatakan tingkat kegagalan cukup tinggi.
10.     Entrepreneur adalah sangat pengambil risiko.
Karateristik ini sangat memberikan pandangan kepada semua pihak bahwa entrepreneur selalu membawa resiko dan inovasi. Kao ( 1991 ) menyeutkan ada 11 karateristik entrepreneur yaitu :
1.         Total komitmen, penentu, dan melindungi.
2.         Dorongan untuk mendapatkan dan bertumbuh.
3.         Orientasi kepada kesempatan dan tujuan.
4.         Mempunyai inisiatif dan tanggung jawab personal.
5.         Pemecah persoalan secara terus menerus,
6.         Memiliki realisme dan dapat bercengkrama ( humor )
7.         Selalu mencari dan menggunakan umpan balik ( feedback)
8.         Selalu berfokus pada internal.
9.         Menghitung dan mencari resiko.
10.     Kebutuhan yang kecil untuk status dan kekuasaan.
11.     Memiliki integitas dan reliabilitas.
Sukardi ( 1991 ) menemukan ada 9 karateristik tingkah laku wirausahawan yaitu :
1.         Sifat instrumental
2.         Sifat prestasi
3.         Sifat keluwesan bergaul
4.         Sifat kerja keras
5.         Sifat keyakinan diri
6.         Sifat pengambil resiko
7.         Sifat swakendali
8.         Sifat kemandirian
Berdasarkan karateristik entrepreneur yang dikemukakan oleh ketiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa entrepreneur harus memiliki motivasi kerja keras, mempunyai jaringan ( network ), inovasi, dan keinginan bertumbuh, serta pengambil resiko. Kondisi ini menunjukan bahwa para entrepreneur menemui tekanan ( stress ) setiap inovasi yang dikerjakan. Tekanan tersebut bersumber dari berbagai kejadian, menurut Boyd dan Gumpert ( 1983 ) bahwa sumber tekanan dapat diidentifikasi dari 4 penyebab yaitu : kesepian, terbenam dalam bisnis yang dikerjakan, persoalan-persoalan manusia ( pegawai ), dan kebutuhan akan keberhasilan atau tercapai.

Ø  Mengatasi Tekanan
Mengantisipasi tekanan enterpreneur harus bisa berhasil, supaya dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kebiasaan mengatasi tekanan dilakukan para enterpreneur seperti melakukan meditasi, melemaskan otot dengan olahraga, mencari hiburan, dan sebagainya. Terdapat lima persoalan yang perlu dikerjakan agar tekanan teratasi, yaitu:
1.         Menciptakan networking : kesepian yang dihadapi dilakukan dengan menciptakan hubungan baik dengan berbagai pihak sehingga mampu bercerita permasalahan yang dihadapi.
2.         Keluar dari persoalan secara total : pada saat tidak bekerja seperti hari libur atau akhir pekan enterpreneur melepaskan semua pekerjaan dan tidak menerima laporan sehingga kondisi tubuh dapat menciptakan kesegaran.
3.         Berkomunikasi dengan pekerja : enterpreneur mau membuka pintu dan berdiskusi dengan karyawan. Hubungan baik dengan karyawan akan membantu enterpreneur dalam menghadapi persoalan.
4.         Menciptakan kepuasan di luar perusahaan : enterpreneur dapat melakukan kegiatan diluar perusahaan untuk mendapatkan kepuasan sehingga bisnis yang dikerjakan tidak menjadi persoalan.
5.         Pendelegasian : enterpreneur harus bisa mendelegasikan pekerjaan kepada karyawan dan tidak dikerjakan sendiri seluruhnya.
Seluruh uraian tersebut memberikan penjelasan tentang enterpreneur termasuk stress yang dihadapi. Inovasi dan resiko serta keinginan berkembang merupakan karakteristik utama dari enterpreneur.







B.     JIWA KEWIRAUSAHAAN
Pelaku usaha merupakan individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi mengambil risiko dalam mengejar tujuan.
          Ciri dan profil wirausaha adalah sebagai berikut:
          Tabel 2.1
          Ciri dan Profil Wirausaha
Ciri-ciri
Watak
Percaya diri.
Yakin, tidak tergantung, individualis, optimis
Berorientasi pada tugas dan hasil.
Butuh prestasi, orientasi laba, tekun dan tabah, kerja keras, dorongan kuat, energik, dan inisiatif
Pengambil risiko.
Mampu mengambil resiko. suka tantangan
Kepemimpinan.
Sebagai pemimpin, mudah bergaul, menanggapi saran dan kritik.
Keorisinilan
Inovatif dan kreatif, fleksibel, banyak sumber, serba bisa, tahu banyak.
Berotientasi ke masa depan.
Pandangan kedepan, perseptif.
         
                 Jiwa tersebut harus dimiliki dan dikembangkan jika ingin menjadi pelaku usaha yang baik. Seluruh sifat-sifat belum tentu dimilik, semakin banyak yang dimiliki, semakin besar kemungkinan menjadi wirausaha yang baik. Kebanyakan ciri jiwa wirausaha antara yang satu dengan lainnya berhubungan. Contoh, individu mempunyai keyakinan untuk menerima tanggung jawab atas perbuatan-perbuatan, bersedia mengambil resiko dan menjadi pemimpin. Terdapat wirausaha yang tidak memenuhi kesembilan belas sifat jiwa wirausaha atau satu dari yang lain, ada yang sombong, terlalu ideal, bersifat hangat dan bershabat, serta ada yang menarik diri dan pemalu.Pengukuran berdasarkan sifat pribadi dan keterampilan, maka sebagai kelompok pelaku usaha, para wirausaha sengat berbeda dari bukan wirausaha.


ØIdeologi Wirausaha
      Keberhasilan pelaku usaha tergantung pada kesediaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri, belajar tentang diri sendiri untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan keinginan dalam menjalani hidup. Kekuatan datang dari tindakan diri sendiri dan buka dari diri oranglain. Resiko kegagaln selalu ada, pelaku usaha mengambil resiko dengan jalan menerima tanggung jawab atas tindakan sendiri. Kegagalan harus diterima sebagai pengalaman. Wirausaha berhasil setelah mengalami kegagalan, berdasarkan dari pengalaman masa lampau membantu menyalurkan kegiatan-kegiatan untuk mencapai hasil-hasil yang lebih positif, dan keberhasilan merupakan buah dari usaha yang tidak mengenal kata lelah.
      Capaian tujuan yang berhubungan dengan kemampuan dan keterampilan. Terima diri sendiri, tekankan kekuatan-kekuatan serta kurangi kelemhan, jujur dan agresif dalam mengejar tujuan, dipastikan mencapai hasil yang positif. Berorientasi pada tujuan mendorong munculnya sifat muda yang paling baik. lakukan hal yang penting dan mampu untuk dikerjakan.
      Mencapai kesempurnaan merupakan sesuatu yang ideal dalam mengejar tujuan, tetapi bukan merupakan sasaran yang realistik bagi wirausaha pada umumnya. Hasil yang diterima lebih penting dari hasil yang sempurna. Berusaha mencapai suatu hasil secara sempuna untuk satu tujuan dalam jangka waktu yang terlalu lama hanya akan menghambat perkembangan dan pertumbuhan pribadi.
ØJati diri Wirausaha
      Manusia adalah individu yang unik, mempunyai pengalaman masa lampau yang berbeda-beda, hidup dalam situasi berlainan, mempunyai ikatan dan tanggung jawab berlainan, dan mempunyai tujuan hidup yang berlainan. Pengalaman seseorang pelaku usaha cukup luas dan beragam serta dapat menentukan situasi kehidupan yang sekarang. Wirausaha saling meniru antara satu dengan yang lain, yang tua dan identifikasi mendekati model peranan akan menghasilkan sikap dan keterampilan lebih mumpuni.
      Pekerjaan, kondisi keluarga, keuangan serta faktor-faktor lain menentukan sikap dalam melakukan usaha. Pelaku bisnis mempunyai berbagai kewajiban dan ikatan terhadap diri sendiri dan orang lain termasuk istri, keluarga, atasan atau karyawan, apabila ikatan dan kewajiban di luar pekerjaan terlalu banyak, akan mengalami kesulitan berkelakuan sebagai wirausaha. Merencanakan masa depan bersifat realistik dalam menentukan diri sendiri yang dapat dan tidak dapat diubah. Pengalaman masalalu membantu memahami lebih baik situasi yang ada sekarang.
     Wirausaha mempunyai tujuan dan harapan tertentu, semakin jelas tujuan semakin besar kemungkinan tercapai, dan sadar akan cara-cara baru untuk meningkatkan produktivitas diri sendiri. Kunci utama bagi keberhasilan adalah keterlibatan dalam pertumbuhan pribadi secara terus menerus.
ØBisnis Ditempat Kerja
      Melakukan bisnis adalah suatu gaya hidup dan prinsip tertentu untuk mempengaruhi strategi karier. Berlakulah fleksibel, imaginatif, mampu merencanakan, mengambil resiko, mengambil keputusan dan tindakan untuk mencapai tujuan. Bersedia bekerja dalam keadan konflik, perubahan, dan keragu-raguan. Berartibahwa pelaku bisnis perlu menganalisis diri sendiri dalam hubungan dengan lingkungan tempat bekerja.
      Pelaku bisnis menyusun prioritas dalam sasaran-sasaran karier, dan hasil yang di inginkan diharapkan berkaitan dengan tujuan yang dapat diukur dan berarti. Sasaran ini bersifat menantang, memberi motivasi kepada pelaku usaha untuk berlajar dan berkembang dalam karier. Pelaku usahan akan belajar paling baik, jika melakukan hal-hal yang menarik minat dan mempunyai ikatan pada tujuan tetentu, menimbang sifat-sifat pribadi sesuai dengan kondisi pelaku usaha. Rangkaian pertanyaan berikut memberikan petunjuk tentang kemampuan pelaku usaha.
          Tabel 2.2
          Kemampuan Wirausaha
PERTANYAAN
YA
TIDAK
Pekerjaan diri pelaku bisnis menghendaki percaya pada diri sendiri.


Pelaku bisnis mempunyai motivasi diri untuk mencapai tujuan.


Pelaku bisnis dapat bekerja dengan orang lain.


Pelaku bisnis mengambila peran kepemimpinan dalam suatu kelompok


Pelaku bisnis memanfaatkan kesempatan untuk meluaskan pengetahuan dengan mengikuti kursus maupun pendidikan


Pelaku bisnis dapat berkomunikasi baik dengan orang lain


Pelaku bisnis pendengar yang baik


Prestasi pelaku bisnis menunjukkan ada perkembangan secara personal dan profesional


Pelaku bisnis memiliki citra diri yang positip


Tujuan yang ingin di capai merupakan tantangan


Pelaku bisnis mampu membuat keputusan dengan mudah



ØSikap Karir
      Pelaku bisnis mempunyai kemampuan tertentu  yang dapat diterapkan pada sejumlah karir. Faktor-faktor berikut membantu pelaku usaha dalam mengembangkan sikap kewirausahaan pada karir.
1.      Pilih karir yang memberikan pada pelaku usaha untuk mewujudkan diri secara kreatif dan memungkinkan pertumbuhan pribadi maupun profesi, tidak menganggap remeh kemampuan dan bakat diri sendiri.
2.      Apabila memulai karir, tindakan pelaku bisnis sebaiknya mencontoh usahawan yang berhasil dalam bidang sejenis. Sekali mengerti teknik dalam mencapai sukses, gunakan untuk mengembangkan karir diri sendiri. Tidak dibenarkan meniru secara gelap, pusatkan perhatian pada aspek khusus dari pelaku usaha yang berhasil. Kembangkan  sifat positif melalui kegiatan sehari-hari.
3.      Diperlukan pengetahuan sebanyak mungkin tentang karir yang telah dipilih. Pengetahuan  tersebut sangat membantu menjadi ahli dalam jenis pekerjaan tersebut.
4.      Tingkatkan kemampuan diri secara terus-menerus, puas dengan prestasi masa lampau, pandang kedepan untuk menciptakan tujuan baru sebagai sumber perbaikan diri.
5.      Semua selalu berubah, berarti pelaku usaha mampu melakukan berubah. Terima perubahan dan gunakan untuk memotivasi diri dalam mencapai tujuan atau sasaran yang lebih tinggi.
6.      Berorientasi pada tindakan, mampu mengambil keuntungan dari peluang-peluang karir baru yang mengantar pada sukses masa depan.
7.      Memiliki kekuatan dan kelemahan diri, dari pada menghabiskan waktu untuk menghilangkan kelemahan, lebih baik bersandar dan gunakan  kekuatan untuk mengatasi kelemahan. Terima kelemahan dan cari sumber daya lain untuk menyeimbangkan kekurangan.
8.      Susun kegiatan menjadi rutin agar mempunyai  banyak waktu untuk berwirausaha, gunakan sedikit tenaga, untuk kegiatan non-rutin menghendaki lebih banyak waktu dan tenaga. Keteraturan dan kerutinan dalam kehidupan sehari-hari, membuat pelaku bisnis mempunyai banyak waktu dan tenaga untuk kegiatan yang kreatif.
9.      Terimalah tanggung jawab secara pribadi untuk mensukseskan sesuatu kegiatan dari suatu keadaan
10.  Mampu menggabungkan sifat pribadi dari individu yang bekerja untuk diri sendiri dalam upaya mencapai hasil maksimum. Keberhasilan akan ditentukan oleh prestasi para karyawan.
11.  Mempunyai keyakinan pada diri sendiri maupun karyawan, yakin akan kemampuan staf dan hasil yang dicapai.
12.  Penampilan diri mempengaruhi citra diri sendiri, apabila tampil baik akan merasa baik juga. Penampilan menentukan positif atau negatif reaksi orang lain dari diri sendiri, pastikan berpenampilan yang menarik.
13.  Mengampil kepuasan merupakan suatu ciri utama dari pelaku usaha yang berhasil. Keputusan diambil dengan informasi dan fakta yang terbatas, jika situasi menghendaki agar mengambil keputusan, buat keputusan dan awasi keputusan untuk diterapkan.
14.  Jalani hidup pada masa sekarang dan jangan boros waktu dengan menyesali kegagalan di masa lalu. Pandang kedepan untuk memberikan pengalaman yang menguntungkan dan memuaskan.
Ø  Sikap Mental
      Pelaku usaha memiliki pandangan hidup sehat, merupakan individu-individu yang telah mengembangkan cara menilai pengalaman-pengalaman secara sehat.
Saran berikut merupakan pengembangan sikap mental yang baik.
1.        Pelaku bisnis merupakan orang yang mengetahui bagaimana menemukan kepuasan dalam pekerjaan dan bangga akan prestasi. Tunjukan sikap yang positif terhadap pekerjaan, karena sikap ini menentukan keberhasilan.
2.        Otak merupakan alat yang berdaya luar biasa, menyediakan waktu beberapa saat setiap hari untuk memikirkan suatu kemungkinan terarah pada kegiatan-kegiatan yang berarti.
3.        Sebagai manusia membatasi pikiran pada problem dan kegiatan-kegiatan sehari-hari. Gunakan Imajinasi untuk meluaskan pikiran dan coba berfikir  yang besar-besar. Pelaku usaha yang dapat melihat image besar adalah bersifat wirausaha dan merupakan calon pemimpin bisnis maupun masyarakat.
4.        Humor ikut mengembangkan sikap mental yang sehat, selalu serius dapat merugikan pekerjaan dan tidak sehat. menunjukkan rasa humor berpengaruh pada orang lain dengan jalan menyebarkan optimismedan suasan yang santai.
5.        pikiran harus terorganisasi dengan baik dan amampu memusatkan pada berbagai permasalahan. Mampu memindahkan perhatian dari satu permasalahan ke permasalahan lain dengan upaya yang minim.
Ø  Perilaku Positif
Perilaku individu pada dasarnya membiarkan keadaan luar mengendalikan sikap, perilaku usaha menggunakan sikap untuk mengendalikan keadaan. Sikap positif memudahkan untuk memfokus pada kegiatan, kejadian dan atas hasil yang diinginkan. Pengalaman negatif mempunyai segi yang positif. Bersikap secara positif terhadap semua peristiwa dan mencari hikmah dari pengalaman.
Sikap positif dapat dikembangkan dalam jangka waktu lama. Faktor-faktor berikut berguna bagi pelaku usaha dalam mengembangkan sikap positif.
1.      Pusatkan perhatian dan gunakan pikiran secara produktif.
2.      Pilih sasaran positif dalam bekerja.
3.      Bergaul dengan orang yang berpikir dan bertindak secara wirausaha. Cara berpikir dan ciri-ciri dari orang di sekitar berimbas pada diri sendiri.
4.      Jauhi pikiran dan ide negatif.
5.      Diri sendiri yang mengendalikan pikiran dan gunakan pikiran secara produktif.
6.      Selalu awas terhadap peluang-peluang untuk meningkatkan situasi, baik dalam kehidupan pribadi, kehidupan kerja maupun kehidupan masyarakat.
7.      Tinggalkan suatu ide jika tidak menghasilkan yang benar, lebih baik mengubah arah dari pada mengejar ide yang tidak akan berhasil secara memuaskan.
8.      Lingkungan mempengaruhi prestasi, apabila lingkungan tidak memenuhi kebutuhan diri wirausaha, ubah lingkungan atau pindah ke lingkungan lain yang lebih positif dan memungkinkan tercapai sasaran yang diinginkan.
9.      Percaya diri sendiri dan bakat, sukses datang bagi yang percaya pada kemampuan diri sendiri dan menggunakan kemampuan sepenuhnya.
10.  Hilangkan beban mental dengan mengambil tindakan. Pusatkan pikiran pada problem tertentu. Sekali mencapai keputusan, ambil tindakan untuk memecahkan persoalan. Usahakan konflik mental diselesaikan secepat mungkin.
Penelitian mutakhir menunjukan bahwa ciri pokok dari wirausaha berhasil adalah kemampuan untuk mengambil keputusan dalam suasana stress. Mengelola dalam situasi stress yang terus menerus menghendaki keadaan fisik dan mental baik. Paling utama dalam menangani stress meliputi : perhatikan dalam makan dan minum, tidur dan istirahat yang cukup, tidak merokok, memisahkan yang penting dari yang “mendesak” dan dari yang “lain-lain” dimana harus dibuat dan mengutamakan menangani hal-hal yang penting dengan mengambil tindakan tidak berhenti pada rasa cemas. Siapkan rencana darurat untuk menangani apabila terjadi paling buruk, lebih baik, atau paling memungkinkan terjadi. Menghadapi stress, yang perlu diingat adalah menyediakan cukup waktu dan berusaha untuk bekerja sesuai dengan rencana.
Ø  Kebiasaan dan Sikap
Perbuatan baik sulit diperoleh, tetapi sekali telah diperoleh merupakan harta yang paling utama. Eksekutif puncak telah menjadikan kebiasaan mulai bekerja pagi-pagi. Bangun dua atau tiga jam lebih dini dari orang biasa merupakan sebuah cara untuk menjadi lebih produktif, ini menghendaki usaha besar, dan tidak menyenangkan. Apabila pelaku usaha dapat membentuk kebiaan selama satu bulam setiap hari, akan menjadi kebiasaan. Menggunakan waktu dini secara produktif, membantu jika pada malam sebelumnya telah memutuskan bagaimana menggunakannya. Kondisi semacam ini akan membawa kebiasaan baik lainnya, merencanakan kegiatan penting hari berikut sebelum pergi tidur setiap malam.
Setelah satu bulan ingin mempertahankan kebiasaan yang baru di peroleh, kemungkinan besar bahwa kebiasaan itu yang baik dan memegang peranan penting dalam prestasi masa depan. Seandainya mengetahui bahwa diri sendiri yang bertanggung jawab atas tindakan-tindakan, seharusnya bersedia meninjau kembali kebiasaan-kebiasaan dalam hubungan dengan tujuan-tujuan masa depan. Kebiasaan baru perlu menggantikan kebiasaan lama agar ikut menunjang keberhasilan masa depan






















C.      RISIKO USAHA
Wirausaha menyukai resiko karena ingin berhasil : mendapatkan kepuasan besar dalam melaksanakan tugas yang sukar tetapi realistic dengan menerapkan keterampilan-keterampilan yang dimiliki, sehingga risiko kecil dan resiko tinggi dihindari karena sumber kepuasan tidak terdapat pada situasi itu. Berarti wirausaha menyukai tantangan yang sukar tetapi dapat dicapai.
Semakin bertambah besarnya perusahaan, maka bertambah banyak persoalan yang akan dihadapi. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan menghendaki bahwa pelaku usaha tidak takut mengambil keputusan dan bersedia menerima risiko tertentu. Sebagian pengusaha merasa takut mengambil risiko karena ingin aman dan mengelak kegagalan, tetapi se,ua tahap pekerjaan mengandung risiko, dimana merupakan bagian dari kegiatan pelaku usaha. Wirausaha bekerja dibawah tekan- tekanan dan kondisi pengambilan risiko dan harus mengerti bahwa kemungkikan gagal selalu ada.

Ø  Kondisi berisiko
Kondisi berisiko terjadi apabila pelaku usaha supaya membuat pilihan dari dua alternatif atau lebih, yang menghasilakan hasilnya tidak diketahui dan harus dinilai secara objektif, kondis semacam ini mengandung potensi kegagalan dan keberhasilan. Semakin besar kemungkinan rugi semakin besar resiko yang dihadapi. Sebagai penentuan keputusan risiko pelaku usaha harus mengambil keputusan dalam situasi penuh ketidakpastian dengan menimbang kemungkinan sukses atau rugi. Pelaku usaha dapat memilih alternative yang “mengandung risiko”alternative “konservatif” tergantung dari:
·         Kemampuan daya tarik setiap alternative
·         Kesediaan menerima kerugian
·         Kemampuan menerima keberhasilan dan kegagalan
·         Kemampuan meningkatkan keberhasilan dan mengurangi kerugian
Ciri- cirri wirausaha saling berkaitan, terutama pada pelaku pengambilan risik, beberapa kaitan itu antara lain:
·         Pengambilan risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi realitas
·         Pengambilan risiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri. Semakin besar keyakinan akan kesanggupan untuk mempengaruhi hasil dari kepitusan-keputusan dan semakin besar kesediaan untuk mencoba apa yang dilihat orang lain sebagi risiko
·         Pengetahuan realistik mengenai kemampuan – kemampuan diri sendiri, realisme demikian membatasi kegiata- kegiatan pada situasi yang dapat pengaruhi hasil.
Semua perilaku pengambilan risiko tidak sesederhana san seobyektif apa yang digambarkan tersebut. Terdapat unsur kegairahan seorang wirausaha terdapat ketidakpastian, dan ada dorongan untuk memastiakn bahwa konsuensi yang dihadapi penuh keberhasilan.

Ø  Keputusan risiko
           Pengambilan keputusan risiko merupakan masalah yang paling utama dalam merealisasikan potensi pada diri sendiri sebagai wirausaha. Pengalaman Pengambilan risiko dalam hubungan pribadi dengan anak, istri dan tetangga akan membantu memperoleh pengalaman untuk menilai kemungkinan-kemungkinan pengambilan risiko seperlunya dan mengelakkan risiko yang kecil.
           Pengambilan risiko dalam kehidupan melibatkan suatu kesadaran akan peristiwa – peristiwa masa lalu, perhatian untuk masa depan, dan keinginan untuk hidup di masa sekarang. Apabila tidak bersedia mengambil risiko, maka tidak akan pernah dapat mewujudkan bakat dan kemampuan. Pertumbuhan pridadi dan professional datang dari hidup dimasa sekarang dan mengambil risiko yang perlu untuk mencapai tujuan – tujuan di masa yang akan datang.
           Selaku pelaku usaha harus sadar bahwa pertumbuhan datang dari pemngambilan keuntungan peluang-peluang masa sekarang dalam kehidupan pribadi mamupun bsinis dan pemgambilan risiko untuk mencapai tujaun. Beberapa risiko penting adalah yang membawa belajar mengenali suatu yang baru tentang diri sendiri. Situasi – situasi yang mengandung risiko prinadi harus menantang kemampuan, jangan meremehkan nilai diri sendiri, karena dimungkinkan mampu mencapai lenih banyak dari yang dicapai sekarang. Pengambilann risko merupakan bagian penting dalam pertumbuhan pribadi, dan berguna dalam menjalankan kegiatan bisnis. Menanggung risiko peribadi atas tindakan diri sendiri mengurangi ketergantungan pada orang lain. Wirausaha merupakan orang yang bertanggung jawab, karena mempunyai kekuatan dan kemampuan untuk menentukan masa depan diri sendiri. Apabial, orang lain menanggung risiko atas tidnakan pribadi pelaku usaha, amakan berarti peranan pribadi selaku pelaku usaha atas masa depan diri sendiri sangat lemah. Pribadi pelaku usaha tidak dapat hidup secara penuh karena tidak menanggung risiko atas perbuatannya sendiri, maka saat ini saat yang tepat untuk menanggung risiko  demi perbaikan, jika tidak makan situasi akan semakin buruk, dan permasalahan semakin sukar dipecahkan.
           Risiko timbul saat seseorang menerima tanggung jawab atas keputusan dan tindakan yang dilakukan dan atas keputusa-keputusan itulah maka bertanggungjawab mengatasi dengan

Ø  KEMBANGKAN IDE
Risiko dan kreativitas merupakan dua ciri penting wirausaha, berusaha lebih kreatif, menjadi lebih sadar akan ide yang kreatif, menjadi lebih sadar akan ide produktif. Apabila dapat memilih dari ide-ide yang baik, maka lebih siap mengambil risiko yang perlu untuk melaksanakan ide-ide yang paling produktif.
Semua orang kreatif, jika telah mengembangkan suatu ide yang kreatif, maka resiko tertentu akan menyertai pelaksanaan, dalam mengurangi risiko ditolaknya suatu ide, saran, berikut dapat membantu mengatasi :
1.        Utarakan ide kepada isteri atau teman, lebih baik membicarakan suatu ide sebelum ditulis. Menerangkan suatu ide akan mengantar kepada suatu diskusi, akan menghasilkan suatu perbaikan. Setelah ide menjadi pasti baru ditulis. Masih terdapat kemungkinan terjadi perubahan sebelum mencapai bentuk akhir.
2.        Pilih tempat dan waktu untuk mengemukakan ide kepada orang lain, jangan mengemukakan ide kepada perusahaan sewaktu mengalami krisis. Organisasi berad dalam keadaan stabil sebelum ide diperkenalkan. Ketepatan waktu sangat penting dalam mengemukakan suatu ide. Pilih waktu ketika orang lain paling terbuka terhadap sesuatu yang baru.
3.        Kemukakan ide sedikit demi sedikit, pertama ajukan konsep total, seiring berjalannya waktu, dan semakin tertariknya orang pada ide, baru rinciannya dikemukakan.

Ø  TIPE PENGAMBIL RESIKO
Pengambilan keputusan/risiko sedikit banyak dipengaruhi oleh orang lain, pengalaman lalu, situasi sekarang dan pengharapan-pengharapan masa depan, dalam bisnis dibutuhkan berbagai tipe pengambil risiko. Organisasi tingkat bawah dibutuhkan pekerja yang  terampil dalam melaksanakan pekerjaan rutin, sehingga sedikit risiko. Sebagian besar pekerja masuk ke dalam pengambil risikotipe ini, karena perilaku dapat diramalkan dan membawa kestabilan organisasi.
Tingkat manajemen menengah, terdapat kemungkinan lebih banyak untuk pengambilan risiko. Manajer tingkat menegah lebih banyak mendapat kebebasan untuk inovasi dan membuat perubahan kecil dalam prosedur dan fungsi-fungsi. Posisi ini dapat dianggap sebagai pengambil risiko, tetapi dampak ataskeseluruhan organisasi harus minim. Pelaku usaha yang berada pada tingkat teratas, mempunyai kemampuan untuk merumuskan dan menerapkan ide-ide kreatif. Mengantisipasi keberhasilan dalam bisnis, wirausaha diharapkan mengambil risiko dalam mewujudkan ide-ide menjadi kenyataaan.
Wirausaha dapat dikatakan “praktis” apabila organisasi tumbuh berdasarkan pengendalian dan pengarahan dari diri wirausaha sendiri. Wirausaha praktis berorientasi pada hasil dan mempunyai keyakinan akan ide-ide  sehingga mampu menerima risiko demi terlaksananya ide. Sebaliknya pelaku usaha merasa lebih praktis dalam menyadari keterbatasan diri dan membatasi kegiatan sampai pada aktivitas yang mampu dilaksanakan
Pelaku usaha yang kreatif dan inovatif akan mengambil risiko yang sedang, bersedia menerima perubahan, mencoba alternatif lain dan mengembangkan inovasi untuk barang dan jasa dalam bidang bisnis baru. Pelaku usaha semacam ini menjadi tokoh dalam dunia bisnis, mempunyai ide dan mampu menemukan kombinasi antara orang dan sumber daya lain untuk mewujudkan ide.

Ø  DELEGASIKAN WEWENANG
Sebagai pelaku usaha, posisi pemimpin mempunyai arti dalam mengarahkan kegiatan-kegiatan orang lain dalam mencapai tujuan perusahaan, tetapi sebaliknya sebagai individu mempunyai kemampuan yang terbatas, oleh karena itu membutuhkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi pada posisi yang lebih tinggi. Pemimpin organisasi diharapkan bersedia memberikan wewenang dan tanggung jawab kepada staf untuk kegiatan-kegiatan tertentu.
Mendelegasikan wewenang dan tangung jawab kepda orang lainmengandung risiko tertentu. Terdapat akibat-akibat positif maupun negatif, berarti pemimpin harus menanggung akibatnya. Pelaku usaha merupakan wirausaha yang berorientasi pada pertumbuhan harus mempunyai staf yang berorientasikan tindakan dan mampu dan mampu menerima wewenang serta tanggungjawab.
Keuntungan maksimum agar dapat diperoleh, karyawan diberi wewenang dan kebebasan untuk melaksanakan tugas dari tanggung jawa. Pelaku usaha membutuhkan pertolongan orang lain, tetapi pemimpin tidak mempunyai waktu untuk memonitor kegiatan secara langsung, kepercayaan kepada staf ditunjukkan oleh jawaban terhadappertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada penilaian usaha, setiap jawaban memberi petunjuk mengenai kesediaan mengambil risiko dalam mendelegasikan wewenang dan tanggungjawab kepada orang lain dalam organisasi. Pelaku usaha yang dapat mendelegasikan kegiatan pada orang lain, mempunyai waktu untuk kegiatan yang lebih penting seperti perencanaan jangka panjang atau pengembangan produk-produk baru.

Ø  MELAKSANAKAN PERUBAHAN
Setiap melakukan kegiatan harus dapat menentukan apakah ada risiko atau tidak, suatu risiko, kekuatan, posisi dan kewenangan akan mendapat kewenangan akan mendapat tantangan. Jika diketahui terdapat risiko dalam bisnis, maka dibutuhkan kemampuan untuk menilai situasi secara realistik dan mencari pemecahan. Berani mengambil tindakan korektif yang diperlukan, walaupunmengandung risiko tertentu.
Suatu risiko jelas ada, maka diperlukan pengambilan keputusan atau justru tidak penting,apabia memutuskan mengambil risiko, maka segera melaksanakan suatu rencana pasti dan mulai mengambil tindakan. Rencana-rencana alternatif juga dirancang, karena apabila rencana utama tidak berhasil, maka alternatf memungkinkan eksibilitas bila permasalahan berubah.
Suatu rencana sudah dicanangkan kemudian dilaksanakan, sehingga jika rencana dilaksanakan maka dapat mengetahui risiko yang terkandung. Umpan balik yang diterima tidak banyak, kekurangan umpan balik mencipakan keraguan, setelah keputusan dilaksanakan, mempunyai ikatan penuh dengan keputusan sampai dengan masalah terpecahkan. Keyakinan dalam menangani persoalan sangat menentukan, jika yakin serangkaian tindakan akan memecahkan persoalan jika yakin serangkaian tindakan akan memecahkan persoalan, maka tindakan tersebut menentukan hasil. Mempromosikan keputusan dan memperoleh dukungan orang lain mempengaruhi susksesnya keputusan.
Kemampuan mengambil risiko pelaku usaha dipengaruhi oleh :
1.    Keyakinan diri
2.    Kesediaan untuk menggunakan kemampuan sepenuhnya untuk mengubah keadaan.
3.    Kemampuan menilai suatu risiko secara realistis dan mengubah kesempatan kemungkinan.
4.    Menghadapi situasi risiko menurut tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
Tindakan mengambil risiko merupakan bagian hakiki dari pelaku usaha, oleh karena ituperlu menetapkan sasaran yang tinggiuntuk diri sendiri, kemudian menggunakan semua kemampuan dan bakat untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, semakin tinggi tujuan, semakin besar risiko yang dihadapi.
Ø  EVALUASI RISIKO
Keberadaan data kuantitatif sangat membantu dalam melakukan evaluasi setiap risiko, menetapkan tujuan-tujuan dan dimungkinkan menggeneralisasikan kemajuan secara sistematis. Melalui data kuantitatif, mampu mengukur hasil-hasil yang dicapai dalam hubungan dengan ide-ide yang telah digariskan. Pelaku usaha diharapkan mengetahui dengan cermat dan makna dari angka-angka tersebut. Data kuantitatif mendukung pengetahuan, latar belakang dan pengalaman dalam mengambil keputusan. Lakukan evaluasi kebutuhan sendiri sebelum memutuskan untuk mengambil risiko. Sebelum mengambil keputusan yang mengandung risiko perhatikan pertanyaan berikut :
1.        Apakah risiko sepadan dengan hasil ?
2.        Bagaimana risiko dapat dikurangi/dihindari ?
3.        Informasi apa yang dierlukan sebelum risiko diambil ?
4.        Sumber-sumber daya mana yang dapat membantu mengurangi risiko dan mencapai tujuan ?
5.        Mengapa risiko penting ?
6.        Apa yang menakutkan dalam mengambil risiko ?
7.        Apa pelaku usaha bersedia berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan ?
8.        Apa yang dapat dicapai dengan mengambil risiko ?
9.        Persiapan-persiapan apa yang perlu dibuat sebelum mengambil risiko ?
10.    Bagaimana dapat mengetahui secara kuantitatif bahwa tujuan telah tercapai ?
11.    Apa halangan-halangan terbesar dalam mencapai tujuan ?

Proses pemeriksaan diri penting dslsm mengambil risiko. Daftar pertanyaan hanya contoh dari serangkaian pertanyaan yang harus dijawab sebelum menanggung risiko. Mengambil risiko sebelum mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini dapat mengakibatkan kegagalan.

Ø  PENGAMBILAN RISIKO
Perilaku megambil risiko kewirausahaan semakin diakui sebagai sesuatu yang penting bagi manajemen tingkat puncak. Terdapat beberapa perusahaan memiliki keinginan untuk maju memilih laki-laki atau wanita wirausaha yang berani mengambil risiko dan berinovasi, daripada manajemen yang meneruskan dari perusahaan yang sudah ada.
Pengambilan risiko merupakan gaya perilaku, dengan penuh perhitungan, merupakan suatu ketrampilan yang dapat ditingkatkan. Prosedur untuk menganalisis sebuah risiko :
1.    Taksiran Risiko
Pertama menaksir ada tidaknya risiko: yaitu apa terdapat potensi rugi dalam memilih sebuah alternatif. Misal, dihadapkan pada kebutuhan peningkatan produksi untuk memenuhi tambahan permintaan. Pilihannya adalah :
·      Tetap pada tingkat permintaan sekarang.
·      Membeli permintaan lebih banyak untuk memenuhi permintaan.
·      Menyewa peralatan untuk memenuhi permintaan.
·      Mensubkontrakkan kepada produsen-produsen yang lebih kecil.
Apabila mempunyai arus kas baik, cadangan kas kuat, atau kemudahan kredit baik, dan jika permintaan dapat dipastikan meningkat pada waktu yang akan datang, maka disini terdapat sedikit risiko didalam  memutuskan salah satu dari alternatif-alternatif, meskipun alternatif pertama akan merupakan pilihan yang tidak bijaksana  untuk diambil karena mengabaikan peluang peningkatan laba.
2.    Tujuan dan Sasaran
Langkah berikutnya adalah mempertimbangkan kebijakan-kebijakan dan sasaran-sasaran perusahaan. Sasaran sebuah perusahaan dirumuskan: mencapai pertumbuhan secara perlahan, mantap, atau tidak tumbuh atau pertumbuhan dalam bidang produk lain. Pelaku usaha berani memutuskan apakah risko yang muncul itu taat azas dengan tujuan dan sasaran perusahaan, apabila taat azas proses pengambilan keputusan diteruskan dan dilakukan penaksiran alternatif secara rinci.
3.    Teliti Alternatif
Contoh: pengambilan risiko tertentu (keputusan untuk meluaskan produksi) konsisten dengan sasaran-sasaran perusahaan, maka langkah selanjutnya mengadakan survai berbagai alternatif. Alternatif-alternatif ditentukan secara rinci sehingga semua biaya dapat ditelaah dengan obyektif.
4.    Kumpulkan Infomasi
Tahap selanjutnya mengumpulkan informasi secara intensif sehingga penaksiran setiap kemungkinan realistik dapat dibuat secara realistik. Ramalan pasar dibuat untuk setiap permintaan dalam berbagai kemungkinan kondisi yang dapat terjadi. Reaksi dari pesaing ditaksir dan akibat dari reaksi diperhitungkan. Berbagai akibat sebaiknya ditelusuri dengan kesimpulan-kesimpulan logis.
a.         Apabila permintaan mendekati titik kejenuhan, apakah modifikasi, produk mendorong kenaikan permintaan di pasar baru.
b.        Apakah terdapat pasar-pasar baru jika kegiatan persaingan mengurangi bagia pasar yang sekarang ?
c.         Dapatkah perlatan mesin dimodifikasi dengan mudah untuk membuat produk-produk lain ?
d.        Apakah ada kemungkinan para pembekal dan subkontraktor menaikan harga-harga jika permintaan bertambah ?
Laba yang diperoleh perusahaan untuk setiap alternatif diukur atas dasar informasi pasar, ramalan-ramalan dari permintaan masa depan, penaksiran reaksi persaingan, dan berbagai ramalan lain. Termasuk perilaku dari yang terlibat dalam situasi ini, seperti perusaan jasa keuangan atau produsen peralatan


5.    Minimkan risiko
Menentukan langkah berisikan penaksiran secara realistik tentang sejauh mana dapat memperngaruhi keadaan, mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a.    Kesadaran yang jelas tentang kemampuan dan kekuatan perusahaan
b.    Kreatifitas dalam menentukan cara mengubah keadaan (demi keuntungan)
c.    Kemampuan merencanakan taktik dan strategi untuk meuwujudkan perubahan
d.   Dorongan, energi dan antusias untuk melaksanakan stategi.

6.    Rencanakan dan Laksanakan Alternatif
Sebuah alternatif telah dipilih, sebuah rencana untuk pelaksanaan. Rencana memuat jadwal, rumusan tujuan yang jelas, seperangkat rencana darurat untuk hasil yang akan terjadi, dan proses umpan balik, sehinngga perubahan – perubahan yang diperlukan dilaksanakan dengan segara.



















BAB III
ANALISA PROPOSALDENGAN PEDOMAN KEWIRAUSAHAAN

Keripik talas kaya rasa merupakan usaha kelompok yang masuk dalam industri kuliner dan bergerak dalam bidang penyedia makalan camilan. Usaha ini merupakan salah satu wadah kreativitas mahasiswa yang mempunyai satu keahlian hal makanan khususnya talas yang dituangkan menjadi lapangan kerja. Karena usaha ini termasuk dalam industri kuliner, dalam usaha ini sangatlah mengutamakan tingkat kekreatifan dan kebersihan maknan tersebut terjaga, hal itu dikarenakan tingkat kepuasan pelanggan dalam terhadap permintaan merupakan kunci keberhasilan ini. Keripik talas yang ditawarkan merupakan keripik yang sudah menggunakan teknologi yang cukup baik meskipun masih terdapat kekurangan disana-sini. Sehingga hasil produk keripik talas kaya rasa memiliki hasil yang baik dan bergizi. Perkembangan industri kuliner dewasa ini sangatlah pesat seiring dengan berkembangnya teknologi. Semua masyarakat pasti membutuhkan makanan untuk bertahan hidup. Target market dan market shared yang menjanjikan inilah yang mendasari saya untuk mendirikan usaha Keripik Talas Kaya Rasa. Dengan promosi melalui brosur, mulut ke mulut serta yang paling intensif sekarang ini melalui sosial media. Sosial media pada era saat ini memiliki peran yang sangat penting dalam menunjang keeksisan dan pengenalan suatu produk. Selain itu melakukan diversifikasi produk harga yang dapat bersaing dengan produk lain serta tempat yang strategis membuat nilai positif  dalam perkembangan usaha ini. Dengan faktor pendukung yang sudah ada dan ditunjang dengan keuangan yang memadai, usaha ini diharap nantinya memiliki potensi yang sangat menjanjikan dan dapat tumbuh serta berkembang dengan baik.
Dari rangkuman konsep usaha Keripik Talas Kaya Rasa sudah sesuai dengan pengertian dan penjabaran dari konsep wirausahawan yang menyatakan bahwa entrepeneur merupakan tindakan seseorang yang berani menanggung risiko sebuah bisnis, adanya pertumbuhan bisnis, hasilnya akan meningkatkan kapitalisasi perusahaan. entrepreneur harus memiliki motivasi kerja keras, mempunyai jaringan ( network ), inovasi, dan keinginan bertumbuh, serta pengambil resiko. Serta meminimalisir terjadinya tekanan dalam berwirausaha.
Keripik Talas Kaya Rasa juga sudah menerapkan konsep jiwa wirausaha seperti yang tertera dalam tinjauan pustaka. Keripik Talas Kaya Rasa sangat percaya diri dalam mengembangkan walaupun faktor kompetitor dan faktor permodalan masih menjadi kendala, namun dari resiko tersebut Keripik Talas Kaya Rasa mengatasi masalah dari risiko tersebutdengan melakukan diversifikasi produk, menempatkan tempat usaha pada tempat yang strategis , dan melakukan strategi pelayanan konsumen. Serta berorientasi pada tugas dan hasil, hal itu tergambarkan pada Keripik Talas Kaya Rasa bahwa tingkat kepuasan dalam terhadap permintaan para pelanggan merupakan kunci keberhasilan usaha ini. Serta dalam mengembangkan usaha Keripik Talas Kaya Rasa melakukan segmentasi, targeting dan rencana pemasaran serta promosi produk melalui selembaran brosur, promosi langsung (word of mouth) dan melalui sosial media atau internet. Hal itulah yang membuktikan bahwa Keripik Talas Kaya Rasa telah berorientasi dengan masa depan usahanya.
Berikut adalah beberapa pertimbangan factor SWOT yang bisa ditemukan dalam menganalisis keberlangsungan usaha KERIPIK TALAS KAYA RASA (KILAS KASA). Dimana terdapat 4 faktor yang menjadi pertimbangan yaitu kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity), ancaman (Threath) adalah sebagai berikut :
1.         Strength (Kekuatan)
Suatu keunggulan sember daya, ketrampilan atau kemampuan lain terhadap persaingan dan kebutuhan pasar yang dilayani, untuk kekuatan dari Keripik Talas Kaya Rasa yaitu :
·         Harga produk yang murah.         
·         Bahan Baku yang melimpah.
·         Keunikan produk.
·         Kesukaan konsumen akan produk.
·         Umur simpan Produk yang panjang.

2.         Weakness (Kelemahan)
Keterbatasan yang terdapat dalam Keripik Talas Kaya Rasa, dan masih menjadi kelemahan dalam keberlagsungan usaha yaitu:
·         Kurangnya promosi.
·         Kemungkinan kemasan yang kurang menarik.

3.         Opportunity (Peluang)
Situasi utama yang menguntungkan dalam lingkungan usaha pada Keripik Talas Kaya Rasa yaitu:
·         Kesempatan biaya produksi murah.
·         Peluang pasar di Bengkulu.
·         Kesempatan menguasai pasar.


4.         Threath (Ancaman)
·         Standarisasi mutu .
·         Kemungkinan pesaing skala besar.
·         Perubahan selera masyarakat.

Setelah analisis SWOT itu kita bisa mengidentifikasikan apa keunggulan dan kelemahan yang dialami Keripik Talas Kaya Rasa. Dari kelemahan tersebut kita dapat mengetahui dan mengevaluasi apa risiko yang akan dihadapi oleh pewirausaha tersebut. Sehingga pengusaha tersebut dapat mencoba menutupi atau meminimalisir risiko yang ada dengan memperkuat keunggulan dan peluang yang dimilikinya. Ide-ide yang brilliant dan kreatif serta inovatif yang membuat keputusan yang diambil untuk menghadapi risiko itu bisa diminimalisir kesalahan, dan melakukan perubahan yang baik kembali.
Tentunya Keripik Talas Kaya Rasa sudah menerapkan analisis risiko usaha dalam pelaksanaan usahanya , hal itu dibuktikan dengan analisis SWOT Keripik Talas Kaya Rasa yang telah tertuang diatas. Serta dibuktikan lagi dengan Keripik Talas Kaya Rasa telah melakukan evaluasi terhadap kinerja usahanya yang selalu dilakukan pada saat proses produksi selesai, dan dilakukan evaluasi menyeluruh secara berkala. Evaluasi ini berupa hal-hal teknis yang masih kurang atau perlu diperbaiki lagi, dan evaluasi pelayanan pada pelanggan. Sehingga kedepannya konsep dari pedoman berwirausaha itu sendiri bisa terealisasikan dengan sebaik mungkin.






BAB IV
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Entrepeneur adalah seseorang yang mempunyai karakteristik inovasi tinggi dan risiko yang dihadapi atau dibawanya juga tinggi. entrepreneur harus memiliki motivasi kerja keras, mempunyai jaringan ( network ), inovasi, dan keinginan bertumbuh, serta pengambil resiko. Serta meminimalisir terjadinya tekanan dalam berwirausaha. Keripik Talas Kaya Rasa juga sudah menerapkan konsep jiwa wirausaha seperti yang tertera dalam tinjauan pustaka. Keripik Talas Kaya Rasa sangat percaya diri dalam mengembangkan walaupun faktor kompetitor dan faktor permodalan masih menjadi kendala, namun dari resiko tersebut Keripik Talas Kaya Rasa mengatasi masalah dari risiko tersebutdengan melakukan diversifikasi produk, menempatkan tempat usaha pada tempat yang strategis , dan melakukan strategi pelayanan konsumen. Serta berorientasi pada tugas dan hasil, hal itu tergambarkan pada Keripik Talas Kaya Rasa bahwa tingkat kepuasan dalam terhadap permintaan para pelanggan merupakan kunci keberhasilan usaha ini. Dalam analisis SWOT itu kita bisa mengidentifikasikan apa keunggulan dan kelemahan yang dialami Keripik Talas Kaya Rasa. Dari kelemahan tersebut kita dapat mengetahui dan mengevaluasi apa risiko yang akan dihadapi oleh pewirausaha tersebut. Sehingga pengusaha tersebut dapat mencoba menutupi atau meminimalisir risiko yang ada dengan memperkuat keunggulan dan peluang yang dimilikinya. Ide-ide yang brilliant dan kreatif serta inovatif yang membuat keputusan yang diambil untuk menghadapi risiko itu bisa diminimalisir kesalahan, dan melakukan perubahan yang baik kembali. Sehingga kedepannya konsep dari pedoman berwirausaha itu sendiri bisa terealisasikan dengan sebaik mungkin.

B.       Saran
Dalam melakukan sebuah usaha harusnya mengutamakan konsep-konsep pedoman dalam berwirausaha, sehingga kita menjadi paham bagaimana kita melakukan usaha dan mampu meminimalisir terjadinya risiko dalam berwirausaha.















DAFTAR PUSTAKA

Boyd, D. P and D. E Gumpert. 1985. Coping with Entrepreneurial Stres, Harvard Business          Review (Mar/Apr). Pp. 45-56
Kuratko, Donald F. And Richard M. Hodgetts. 2011. Entrepreneurship: A Comtemporary           Approach. 5 eds. South Western: Australia.
Sukardi, Imam  Santoso. 1991. Intervensi Terencana Faktor – Faktor Lingkungan terhadap          Pembentukan Sifat – Sifat Antrepreneur (Entrepreneur Traits) Disertai  Fakultas            PascaSarjana Universitas Indonesia
Sukirman. 2014. Kewirausahaan (Kasus dan Implementasi). Edisi 7. Galaksi Nusindo:      Semarang
Roynaldo, Deftendy. 2017. Proposal Bisnis Keripik Talas Kaya Rasa. Fakultas Ekonomi:             Unviersitas Muria Kudus
Zimmerer, T W and N. M. Scarborough. 2005. Enssential of Entrepreneurship and Small   Bussiness Management; 4th. Pearson Prentice Hall: Singapore.











Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Proposal Usaha Salon Muslimah