Analisis Proposal Kewirausahaan Kripik Talas Kaya Rasa
ANALISIS PROPOSAL BISNIS DENGAN PEDOMAN
KEWIRAUSAHAAN
“KERIPIK TALAS KAYA RASA”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kewirausahaan
Dosen Pengampu : Dr. Drs. Sukirman S.Pd. SH.
MM
Disusun Oleh :
MANAJEMEN
IV D
DEFTENDY
ROYNALDO (201511316)
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
MURIA KUDUS
2017
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan analisis proposal bisnis
yang berjudul “ Analisa Proposal Bisnis Keripik Talas Kaya Rasa Dengan Pedoman
Kewirausahaan” mata kuliah Kewirausahaan
ini tanpa hambatan berarti.
Penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen mata kuliah Kewirausahaan yang telah memberikan bimbingan dan pengajaran. Terima kasih penyusun sampaikan kepada teman-teman yang selama ini mensuport dari awal hingga akhir proses Analisa Proposal Bisnis Keripik Talas Kaya Rasa Dengan Pedoman Kewirausahaan, serta kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian Analisa Proposal Bisnis Keripik Talas Kaya Rasa Dengan Pedoman Kewirausahaan ini.
Kemampuan maksimal dan usaha yang
keras telah dicurahkan dalam menyelesaikan prposal bisnis ini. Semoga usaha
yang telah dilakukan tidak sia-sia dan mendapatkan hasil yang baik.
Akhirnya, penyusun menyadari bahwa Analisa
Proposal Bisnis Keripik Talas Kaya Rasa Dengan Pedoman Kewirausahaan yang telah
disusun ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun baik lisan maupun tulisan sangat diharapkan.
Kudus,
April 2017
Penyusun
ABSTRAKSI
ANALISIS PROPOSAL BISNIS :
KERIPIK TALAS KAYA RASA
Oleh :
Deftendy Roynaldo
201511316
Wirausaha atau entrepreneur harus memiliki motivasi kerja keras, mempunyai jaringan ( network ), inovasi, dan keinginan
bertumbuh, serta pengambil resiko. Pelaku usaha merupakan individu yang
berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi mengambil risiko dalam
mengejar tujuan. Wirausaha
menyukai resiko karena ingin berhasil : mendapatkan kepuasan besar dalam
melaksanakan tugas yang sukar tetapi realistic dengan menerapkan
keterampilan-keterampilan yang dimiliki, sehingga risiko kecil dan resiko
tinggi dihindari karena sumber kepuasan tidak terdapat pada situasi itu.
Berarti wirausaha menyukai tantangan yang sukar tetapi dapat dicapai. Keripik
Talas Kaya Rasa juga sudah menerapkan konsep jiwa wirausaha seperti yang
tertera dalam tinjauan pustaka. Keripik Talas Kaya Rasa sangat percaya diri
dalam mengembangkan walaupun faktor kompetitor dan faktor permodalan masih
menjadi kendala, namun dari resiko tersebut Keripik
Talas Kaya Rasa mengatasi masalah dari risiko tersebutdengan melakukan
diversifikasi produk, menempatkan tempat usaha pada tempat yang strategis , dan
melakukan strategi pelayanan konsumen. Serta berorientasi pada tugas dan hasil,
hal itu tergambarkan pada Keripik Talas
Kaya Rasa bahwa tingkat kepuasan dalam terhadap permintaan para pelanggan
merupakan kunci keberhasilan usaha ini. Serta dalam mengembangkan usaha Keripik Talas Kaya Rasa melakukan
segmentasi, targeting dan rencana pemasaran serta promosi produk melalui
selembaran brosur, promosi langsung (word
of mouth) dan melalui sosial media atau internet. Hal itulah yang
membuktikan bahwa Keripik Talas Kaya Rasa
telah berorientasi dengan masa depan usahanya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii
ABSTRAKSI....................................................................................................................... iii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
A. Latar
Belakang........................................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah...................................................................................................... 2
C. Tujuan
Masalah.......................................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI............................................................................................. 3
A. Wirausaha................................................................................................................... 3
B. Jiwa
Wirausaha........................................................................................................... 8
C. Risiko
Usaha............................................................................................................ 16
BAB III ANALISA PROPOSAL BISNIS
KERIPIK TALAS KAYA RASA............ 24
BAB IV PENUTUP........................................................................................................... 27
A. Kesimpulan............................................................................................................... 27
B. Saran......................................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pengertian
Wirausahawan ( enterpreneur ) diperoleh
dari berbagai buku maupun kamus, Kurotku dan Hodgetts (2001) menyatakan bahwa entrepreneur berasal dari bahasa
Perancis yaitu entrepreneur yang
berarti mengambil pekerjaan ( to
undertake ). Konsep mengenai entrepreneur
adalah sebagai berikut:
The entrepreneur is one who undertake to
organize, manage, and asume the risk of a bussines.
Konsep ini
memberikan arti bahwa usahawan merupakan seseorang yang bertindak membuat
organisasi, mengelola, dan menentukan resiko sebuah bisnis. Berdasarkan konsep
tersebut, resiko yang terjadi dalam sebuah bisnis diambil oleh yang melakukan
bisnis.
Zimmerer dan Scarborough
( 2005) memberikan konsep wirausahawan sebagai berikut: An entrepreneur is one who creates a new bussines in the face of risk
and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifiying
significant oppurtunities and assembling the necerssary resource to capitalize
on them.
Konsep tersebut
menceritakan bahwa wirausahawan merupakan sesorang yang menghadapi risiko
dimasa yang mendatang dan bertujuan untuk mendapatkan profit dengan menggunakan
seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga mengalami peningkatan terhadap
usaha.
Berdasarkan
kedua konsep disebutkan bahwa entrepreneur
merupakan tindakan seseorang yang berani menanggung resiko sebuah bisnis,
adanya pertumbuhan bisnis, hasilnya akan meningkatkan kapitalisasi perusahaan. Entrepreneur mempunyai 4 karateristik
yaitu:
1.
Menjalankan sebuah bisnis yang mempunyai
kemungkinan menghasilkan keuntungan.
2.
Berani menanggung dan menerima risiko
bisnis tersebut di masa-masa mendatang.
3.
Bisnis yang sedang ditekuni akan
mempunyai kesempatan bertumbuh dan,
4.
Perusahaan akan membuat inovasi dan
terjadi kapitalisasi bisnis tersebut.
Berbagai pihak
menyatakan bahwa entrepreneur dihubungkan
dengan inovasi karena tindakan bisnis yang dihasilkan bisa unik dan mempunyai
inovasi tinggi. Inovasi tersebut akan mengandung risiko pada hasil atau pada
awal memulai bisnis.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian wirausaha?
2. Apa
pengertian jiwa wirausaha?
3. Apa
pengertian risiko usaha?
4. Bagaimana
Analisa
Proposal Bisnis Keripik Talas Kaya Rasa Dengan Pedoman Kewirausahaan?
C. Tujuan
masalah
1. Agar
kita mengetahui pengertian wirausaha.
2. Agar
kita mengetahui pengertian jiwa wirausaha.
3. Agar
kita mengetahui pengertian risiko usaha.
4.
Agar kita mengetahui Analisa
Proposal Bisnis Keripik Talas Kaya Rasa Dengan Pedoman Kewirausahaan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Pengertian
Wirausaha
Pengertian
Wirausahawan ( enterpreneur ) diperoleh
dari berbagai buku maupun kamus, Kurotku dan Hodgetts (2001) menyatakan bahwa entrepreneur berasal dari bahasa
Perancis yaitu entrepreneur yang
berarti mengambil pekerjaan ( to
undertake ). Konsep mengenai entrepreneur
adalah sebagai berikut:
The entrepreneur is one who undertake to
organize, manage, and asume the risk of a bussines.
Konsep ini
memberikan arti bahwa usahawan merupakan seseorang yang bertindak membuat
organisasi, mengelola, dan menentukan resiko sebuah bisnis. Berdasarkan konsep
tersebut, resiko yang terjadi dalam sebuah bisnis diambil oleh yang melakukan
bisnis.
Zimmerer dan
Scarborough ( 2005) memberikan konsep wirausahawan sebagai berikut: An entrepreneur is one who creates a new
bussines in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving
profit and growth by identifiying significant oppurtunities and assembling the
necerssary resource to capitalize on them.
Konsep tersebut
menceritakan bahwa wirausahawan merupakan sesorang yang menghadapi risiko
dimasa yang mendatang dan bertujuan untuk mendapatkan profit dengan menggunakan
seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga mengalami peningkatan terhadap
usaha.
Berdasarkan
kedua konsep disebutkan bahwa entrepreneur
merupakan tindakan seseorang yang berani menanggung resiko sebuah bisnis,
adanya pertumbuhan bisnis, hasilnya akan meningkatkan kapitalisasi perusahaan. Entrepreneur mempunyai 4 karateristik
yaitu:
5.
Menjalankan sebuah bisnis yang mempunyai
kemungkinan menghasilkan keuntungan.
6.
Berani menanggung dan menerima risiko
bisnis tersebut di masa-masa mendatang.
7.
Bisnis yang sedang ditekuni akan
mempunyai kesempatan bertumbuh dan,
8.
Perusahaan akan membuat inovasi dan
terjadi kapitalisasi bisnis tersebut.
Berbagai pihak
menyatakan bahwa entrepreneur dihubungkan
dengan inovasi karena tindakan bisnis yang dihasilkan bisa unik dan mempunyai
inovasi tinggi. Inovasi tersebut akan mengandung risiko pada hasil atau pada
awal memulai bisnis.
Ø Risiko dan Karateristik
Landau ( 1982)
mengusulkan dari risiko yang dibawa (
risk bearing ) dengan karateristik inovasi membuat sebuah dasar klasifiksi entrepreneur. Hubungan tersebut sebagai
berikut :
Gambler
|
Entrepreneur
|
Consolidator
|
Dreamer
|
Gambler
merupakan entrepreneur juga, tetapi
selalu mempunyai karateristik inovasi yang rendah dan risiko yang besar. Dreamer ( pemimpi ) adalah entrepreneur yang mempunyai inovasi
tinggi, tetapi hanya menerima risiko yang rendah. Consolidator
adalah entrepreneur yang hanya
bisa menerima risiko rendah dan karateristik inovasi rendah. Entrepreneur adalah seorang yang
mempunyai karateristik inovasi tinggi dan risiko yang dihadapi atau dibawahnya
juga tinggi.
Kuratko
dan Hodgetts ( 2001 ) menyebutkan ada 10 karateristik dari entrepreneur yaitu :
1.
Entrepreneur
adalah
pelaku bukan pemikir.
2.
Entrepreneur
dilahirkan,
bukan dibuat atau diciptakan.
3.
Entrepreneur
selalu
menjadi penemu / pencipta sesuatu.
4.
Entrepreneur
adalah
akademis dan tidak bisa menyesuaikan dalam masyrakat.
5.
Entrepreneur
harus
memenuhi the profile
6.
Kebutuhan entrepreneur adalah uang.
7.
Kebutuhan entrepreneur adalah keberuntungan
8.
Ketidaktahuan merupakan kebahagian bagi entrepreneur
9.
Entrepreneur
menginginkan
keberhasilan tetapi pengalaman menyatakan tingkat kegagalan cukup tinggi.
10. Entrepreneur adalah
sangat pengambil risiko.
Karateristik ini sangat memberikan
pandangan kepada semua pihak bahwa entrepreneur
selalu membawa resiko dan inovasi. Kao ( 1991 ) menyeutkan ada 11
karateristik entrepreneur yaitu :
1.
Total komitmen, penentu, dan melindungi.
2.
Dorongan untuk mendapatkan dan
bertumbuh.
3.
Orientasi kepada kesempatan dan tujuan.
4.
Mempunyai inisiatif dan tanggung jawab
personal.
5.
Pemecah persoalan secara terus menerus,
6.
Memiliki realisme dan dapat bercengkrama
( humor )
7.
Selalu mencari dan menggunakan umpan
balik ( feedback)
8.
Selalu berfokus pada internal.
9.
Menghitung dan mencari resiko.
10. Kebutuhan
yang kecil untuk status dan kekuasaan.
11. Memiliki
integitas dan reliabilitas.
Sukardi
( 1991 ) menemukan ada 9 karateristik tingkah laku wirausahawan yaitu :
1.
Sifat instrumental
2.
Sifat prestasi
3.
Sifat keluwesan bergaul
4.
Sifat kerja keras
5.
Sifat keyakinan diri
6.
Sifat pengambil resiko
7.
Sifat swakendali
8.
Sifat kemandirian
Berdasarkan
karateristik entrepreneur yang
dikemukakan oleh ketiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa entrepreneur harus memiliki motivasi
kerja keras, mempunyai jaringan ( network
), inovasi, dan keinginan bertumbuh, serta pengambil resiko. Kondisi ini
menunjukan bahwa para entrepreneur
menemui tekanan ( stress ) setiap
inovasi yang dikerjakan. Tekanan tersebut bersumber dari berbagai kejadian,
menurut Boyd dan Gumpert ( 1983 ) bahwa sumber tekanan dapat diidentifikasi
dari 4 penyebab yaitu : kesepian, terbenam dalam bisnis yang dikerjakan,
persoalan-persoalan manusia ( pegawai ), dan kebutuhan akan keberhasilan atau
tercapai.
Ø Mengatasi Tekanan
Mengantisipasi
tekanan enterpreneur harus bisa
berhasil, supaya dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kebiasaan mengatasi
tekanan dilakukan para enterpreneur seperti melakukan meditasi, melemaskan otot
dengan olahraga, mencari hiburan, dan sebagainya. Terdapat lima persoalan yang
perlu dikerjakan agar tekanan teratasi, yaitu:
1.
Menciptakan networking : kesepian yang dihadapi dilakukan dengan menciptakan
hubungan baik dengan berbagai pihak sehingga mampu bercerita permasalahan yang
dihadapi.
2.
Keluar dari persoalan secara total :
pada saat tidak bekerja seperti hari libur atau akhir pekan enterpreneur melepaskan semua pekerjaan
dan tidak menerima laporan sehingga kondisi tubuh dapat menciptakan kesegaran.
3.
Berkomunikasi dengan pekerja : enterpreneur mau membuka pintu dan
berdiskusi dengan karyawan. Hubungan baik dengan karyawan akan membantu enterpreneur dalam menghadapi persoalan.
4.
Menciptakan kepuasan di luar perusahaan
: enterpreneur dapat melakukan
kegiatan diluar perusahaan untuk mendapatkan kepuasan sehingga bisnis yang
dikerjakan tidak menjadi persoalan.
5.
Pendelegasian : enterpreneur harus bisa mendelegasikan pekerjaan kepada karyawan
dan tidak dikerjakan sendiri seluruhnya.
Seluruh uraian
tersebut memberikan penjelasan tentang enterpreneur
termasuk stress yang dihadapi. Inovasi dan resiko serta keinginan berkembang
merupakan karakteristik utama dari enterpreneur.
B.
JIWA KEWIRAUSAHAAN
Pelaku usaha
merupakan individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi
mengambil risiko dalam mengejar tujuan.
Ciri
dan profil wirausaha adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Ciri dan Profil Wirausaha
Ciri-ciri
|
Watak
|
Percaya
diri.
|
Yakin,
tidak tergantung, individualis, optimis
|
Berorientasi
pada tugas dan hasil.
|
Butuh
prestasi, orientasi laba, tekun dan tabah, kerja keras, dorongan kuat,
energik, dan inisiatif
|
Pengambil
risiko.
|
Mampu
mengambil resiko. suka tantangan
|
Kepemimpinan.
|
Sebagai
pemimpin, mudah bergaul, menanggapi saran dan kritik.
|
Keorisinilan
|
Inovatif
dan kreatif, fleksibel, banyak sumber, serba bisa, tahu banyak.
|
Berotientasi
ke masa depan.
|
Pandangan
kedepan, perseptif.
|
Jiwa
tersebut harus dimiliki dan dikembangkan jika ingin menjadi pelaku usaha yang
baik. Seluruh sifat-sifat belum tentu dimilik, semakin banyak yang dimiliki,
semakin besar kemungkinan menjadi wirausaha yang baik. Kebanyakan ciri jiwa
wirausaha antara yang satu dengan lainnya berhubungan. Contoh, individu
mempunyai keyakinan untuk menerima tanggung jawab atas perbuatan-perbuatan,
bersedia mengambil resiko dan menjadi pemimpin. Terdapat wirausaha yang tidak
memenuhi kesembilan belas sifat jiwa wirausaha atau satu dari yang lain, ada
yang sombong, terlalu ideal, bersifat hangat dan bershabat, serta ada yang
menarik diri dan pemalu.Pengukuran berdasarkan sifat pribadi dan keterampilan,
maka sebagai kelompok pelaku usaha, para wirausaha sengat berbeda dari bukan
wirausaha.
ØIdeologi Wirausaha
Keberhasilan pelaku usaha tergantung pada kesediaan untuk
bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri, belajar tentang diri sendiri untuk
mencapai tujuan yang sesuai dengan keinginan dalam menjalani hidup. Kekuatan
datang dari tindakan diri sendiri dan buka dari diri oranglain. Resiko kegagaln
selalu ada, pelaku usaha mengambil resiko dengan jalan menerima tanggung jawab
atas tindakan sendiri. Kegagalan harus diterima sebagai pengalaman. Wirausaha
berhasil setelah mengalami kegagalan, berdasarkan dari pengalaman masa lampau
membantu menyalurkan kegiatan-kegiatan untuk mencapai hasil-hasil yang lebih
positif, dan keberhasilan merupakan buah dari usaha yang tidak mengenal kata
lelah.
Capaian tujuan yang
berhubungan dengan kemampuan dan keterampilan. Terima diri sendiri, tekankan
kekuatan-kekuatan serta kurangi kelemhan, jujur dan agresif dalam mengejar
tujuan, dipastikan mencapai hasil yang positif. Berorientasi pada tujuan
mendorong munculnya sifat muda yang paling baik. lakukan hal yang penting dan
mampu untuk dikerjakan.
Mencapai kesempurnaan
merupakan sesuatu yang ideal dalam mengejar tujuan, tetapi bukan merupakan
sasaran yang realistik bagi wirausaha pada umumnya. Hasil yang diterima lebih
penting dari hasil yang sempurna. Berusaha mencapai suatu hasil secara sempuna
untuk satu tujuan dalam jangka waktu yang terlalu lama hanya akan menghambat
perkembangan dan pertumbuhan pribadi.
ØJati diri Wirausaha
Manusia adalah individu yang unik, mempunyai pengalaman masa
lampau yang berbeda-beda, hidup dalam situasi berlainan, mempunyai ikatan dan
tanggung jawab berlainan, dan mempunyai tujuan hidup yang berlainan. Pengalaman
seseorang pelaku usaha cukup luas dan beragam serta dapat menentukan situasi
kehidupan yang sekarang. Wirausaha saling meniru antara satu dengan yang lain,
yang tua dan identifikasi mendekati model peranan akan menghasilkan sikap dan
keterampilan lebih mumpuni.
Pekerjaan, kondisi keluarga, keuangan serta faktor-faktor lain
menentukan sikap dalam melakukan usaha. Pelaku bisnis mempunyai berbagai
kewajiban dan ikatan terhadap diri sendiri dan orang lain termasuk istri,
keluarga, atasan atau karyawan, apabila ikatan dan kewajiban di luar pekerjaan
terlalu banyak, akan mengalami kesulitan berkelakuan sebagai wirausaha.
Merencanakan masa depan bersifat realistik dalam menentukan diri sendiri yang
dapat dan tidak dapat diubah. Pengalaman masalalu membantu memahami lebih baik
situasi yang ada sekarang.
Wirausaha mempunyai
tujuan dan harapan tertentu, semakin jelas tujuan semakin besar kemungkinan
tercapai, dan sadar akan cara-cara baru untuk meningkatkan produktivitas diri
sendiri. Kunci utama bagi keberhasilan adalah keterlibatan dalam pertumbuhan
pribadi secara terus menerus.
ØBisnis Ditempat Kerja
Melakukan bisnis adalah suatu gaya hidup dan prinsip tertentu
untuk mempengaruhi strategi karier. Berlakulah fleksibel, imaginatif, mampu
merencanakan, mengambil resiko, mengambil keputusan dan tindakan untuk mencapai
tujuan. Bersedia bekerja dalam keadan konflik, perubahan, dan keragu-raguan.
Berartibahwa pelaku bisnis perlu menganalisis diri sendiri dalam hubungan
dengan lingkungan tempat bekerja.
Pelaku bisnis menyusun prioritas dalam sasaran-sasaran karier,
dan hasil yang di inginkan diharapkan berkaitan dengan tujuan yang dapat diukur
dan berarti. Sasaran ini bersifat menantang, memberi motivasi kepada pelaku
usaha untuk berlajar dan berkembang dalam karier. Pelaku usahan akan belajar
paling baik, jika melakukan hal-hal yang menarik minat dan mempunyai ikatan
pada tujuan tetentu, menimbang sifat-sifat pribadi sesuai dengan kondisi pelaku
usaha. Rangkaian pertanyaan berikut memberikan petunjuk tentang kemampuan
pelaku usaha.
Tabel
2.2
Kemampuan
Wirausaha
PERTANYAAN
|
YA
|
TIDAK
|
Pekerjaan
diri pelaku bisnis menghendaki percaya pada diri sendiri.
|
|
|
Pelaku
bisnis mempunyai motivasi diri untuk mencapai tujuan.
|
|
|
Pelaku
bisnis dapat bekerja dengan orang lain.
|
|
|
Pelaku
bisnis mengambila peran kepemimpinan dalam suatu kelompok
|
|
|
Pelaku
bisnis memanfaatkan kesempatan untuk meluaskan pengetahuan dengan mengikuti
kursus maupun pendidikan
|
|
|
Pelaku
bisnis dapat berkomunikasi baik dengan orang lain
|
|
|
Pelaku
bisnis pendengar yang baik
|
|
|
Prestasi
pelaku bisnis menunjukkan ada perkembangan secara personal dan profesional
|
|
|
Pelaku
bisnis memiliki citra diri yang positip
|
|
|
Tujuan
yang ingin di capai merupakan tantangan
|
|
|
Pelaku
bisnis mampu membuat keputusan dengan mudah
|
|
|
ØSikap Karir
Pelaku bisnis mempunyai kemampuan tertentu yang dapat diterapkan pada sejumlah karir.
Faktor-faktor berikut membantu pelaku usaha dalam mengembangkan sikap
kewirausahaan pada karir.
1. Pilih
karir yang memberikan pada pelaku usaha untuk mewujudkan diri secara kreatif
dan memungkinkan pertumbuhan pribadi maupun profesi, tidak menganggap remeh
kemampuan dan bakat diri sendiri.
2. Apabila
memulai karir, tindakan pelaku bisnis sebaiknya mencontoh usahawan yang
berhasil dalam bidang sejenis. Sekali mengerti teknik dalam mencapai sukses,
gunakan untuk mengembangkan karir diri sendiri. Tidak dibenarkan meniru secara
gelap, pusatkan perhatian pada aspek khusus dari pelaku usaha yang berhasil.
Kembangkan sifat positif melalui
kegiatan sehari-hari.
3. Diperlukan
pengetahuan sebanyak mungkin tentang karir yang telah dipilih. Pengetahuan tersebut sangat membantu menjadi ahli dalam
jenis pekerjaan tersebut.
4. Tingkatkan
kemampuan diri secara terus-menerus, puas dengan prestasi masa lampau, pandang
kedepan untuk menciptakan tujuan baru sebagai sumber perbaikan diri.
5. Semua selalu berubah, berarti pelaku
usaha mampu melakukan berubah. Terima perubahan dan gunakan untuk memotivasi
diri dalam mencapai tujuan atau sasaran yang lebih tinggi.
6. Berorientasi pada tindakan, mampu
mengambil keuntungan dari peluang-peluang karir baru yang mengantar pada sukses
masa depan.
7. Memiliki
kekuatan dan kelemahan diri, dari pada menghabiskan waktu untuk menghilangkan
kelemahan, lebih baik bersandar dan gunakan
kekuatan untuk mengatasi kelemahan. Terima kelemahan dan cari sumber
daya lain untuk menyeimbangkan kekurangan.
8. Susun
kegiatan menjadi rutin agar mempunyai
banyak waktu untuk berwirausaha, gunakan sedikit tenaga, untuk kegiatan
non-rutin menghendaki lebih banyak waktu dan tenaga. Keteraturan dan kerutinan
dalam kehidupan sehari-hari, membuat pelaku bisnis mempunyai banyak waktu dan
tenaga untuk kegiatan yang kreatif.
9. Terimalah
tanggung jawab secara pribadi untuk mensukseskan sesuatu kegiatan dari suatu
keadaan
10. Mampu
menggabungkan sifat pribadi dari individu yang bekerja untuk diri sendiri dalam
upaya mencapai hasil maksimum. Keberhasilan akan ditentukan oleh prestasi para
karyawan.
11. Mempunyai
keyakinan pada diri sendiri maupun karyawan, yakin akan kemampuan staf dan
hasil yang dicapai.
12. Penampilan
diri mempengaruhi citra diri sendiri, apabila tampil baik akan merasa baik
juga. Penampilan menentukan positif atau negatif reaksi orang lain dari diri
sendiri, pastikan berpenampilan yang menarik.
13. Mengampil
kepuasan merupakan suatu ciri utama dari pelaku usaha yang berhasil. Keputusan
diambil dengan informasi dan fakta yang terbatas, jika situasi menghendaki agar
mengambil keputusan, buat keputusan dan awasi keputusan untuk diterapkan.
14. Jalani
hidup pada masa sekarang dan jangan boros waktu dengan menyesali kegagalan di
masa lalu. Pandang kedepan untuk memberikan pengalaman yang menguntungkan dan
memuaskan.
Ø Sikap Mental
Pelaku
usaha memiliki pandangan hidup sehat, merupakan individu-individu yang telah
mengembangkan cara menilai pengalaman-pengalaman secara sehat.
Saran berikut merupakan
pengembangan sikap mental yang baik.
1.
Pelaku bisnis merupakan orang yang
mengetahui bagaimana menemukan kepuasan dalam pekerjaan dan bangga akan
prestasi. Tunjukan sikap yang positif terhadap pekerjaan, karena sikap ini menentukan
keberhasilan.
2.
Otak merupakan alat yang berdaya luar
biasa, menyediakan waktu beberapa saat setiap hari untuk memikirkan suatu
kemungkinan terarah pada kegiatan-kegiatan yang berarti.
3.
Sebagai manusia membatasi pikiran pada
problem dan kegiatan-kegiatan sehari-hari. Gunakan Imajinasi untuk meluaskan
pikiran dan coba berfikir yang
besar-besar. Pelaku usaha yang dapat melihat image besar adalah bersifat
wirausaha dan merupakan calon pemimpin bisnis maupun masyarakat.
4.
Humor ikut mengembangkan sikap mental
yang sehat, selalu serius dapat merugikan pekerjaan dan tidak sehat.
menunjukkan rasa humor berpengaruh pada orang lain dengan jalan menyebarkan
optimismedan suasan yang santai.
5.
pikiran harus terorganisasi dengan baik
dan amampu memusatkan pada berbagai permasalahan. Mampu memindahkan perhatian
dari satu permasalahan ke permasalahan lain dengan upaya yang minim.
Ø Perilaku Positif
Perilaku individu pada dasarnya
membiarkan keadaan luar mengendalikan sikap, perilaku usaha menggunakan sikap
untuk mengendalikan keadaan. Sikap positif memudahkan untuk memfokus pada
kegiatan, kejadian dan atas hasil yang diinginkan. Pengalaman negatif mempunyai
segi yang positif. Bersikap secara positif terhadap semua peristiwa dan mencari
hikmah dari pengalaman.
Sikap positif
dapat dikembangkan dalam jangka waktu lama. Faktor-faktor berikut berguna bagi
pelaku usaha dalam mengembangkan sikap positif.
1.
Pusatkan perhatian dan gunakan pikiran
secara produktif.
2.
Pilih sasaran positif dalam bekerja.
3.
Bergaul dengan orang yang berpikir dan
bertindak secara wirausaha. Cara berpikir dan ciri-ciri dari orang di sekitar
berimbas pada diri sendiri.
4.
Jauhi pikiran dan ide negatif.
5.
Diri sendiri yang mengendalikan pikiran
dan gunakan pikiran secara produktif.
6.
Selalu awas terhadap peluang-peluang
untuk meningkatkan situasi, baik dalam kehidupan pribadi, kehidupan kerja
maupun kehidupan masyarakat.
7.
Tinggalkan suatu ide jika tidak
menghasilkan yang benar, lebih baik mengubah arah dari pada mengejar ide yang
tidak akan berhasil secara memuaskan.
8.
Lingkungan mempengaruhi prestasi,
apabila lingkungan tidak memenuhi kebutuhan diri wirausaha, ubah lingkungan
atau pindah ke lingkungan lain yang lebih positif dan memungkinkan tercapai
sasaran yang diinginkan.
9.
Percaya diri sendiri dan bakat, sukses
datang bagi yang percaya pada kemampuan diri sendiri dan menggunakan kemampuan
sepenuhnya.
10. Hilangkan
beban mental dengan mengambil tindakan. Pusatkan pikiran pada problem tertentu.
Sekali mencapai keputusan, ambil tindakan untuk memecahkan persoalan. Usahakan
konflik mental diselesaikan secepat mungkin.
Penelitian
mutakhir menunjukan bahwa ciri pokok dari wirausaha berhasil adalah kemampuan
untuk mengambil keputusan dalam suasana stress.
Mengelola dalam situasi stress yang
terus menerus menghendaki keadaan fisik dan mental baik. Paling utama dalam
menangani stress meliputi :
perhatikan dalam makan dan minum, tidur dan istirahat yang cukup, tidak
merokok, memisahkan yang penting dari yang “mendesak” dan dari yang “lain-lain”
dimana harus dibuat dan mengutamakan menangani hal-hal yang penting dengan
mengambil tindakan tidak berhenti pada rasa cemas. Siapkan rencana darurat
untuk menangani apabila terjadi paling buruk, lebih baik, atau paling
memungkinkan terjadi. Menghadapi stress,
yang perlu diingat adalah menyediakan cukup waktu dan berusaha untuk bekerja
sesuai dengan rencana.
Ø Kebiasaan dan Sikap
Perbuatan baik sulit diperoleh, tetapi
sekali telah diperoleh merupakan harta yang paling utama. Eksekutif puncak
telah menjadikan kebiasaan mulai bekerja pagi-pagi. Bangun dua atau tiga jam
lebih dini dari orang biasa merupakan sebuah cara untuk menjadi lebih
produktif, ini menghendaki usaha besar, dan tidak menyenangkan. Apabila pelaku
usaha dapat membentuk kebiaan selama satu bulam setiap hari, akan menjadi
kebiasaan. Menggunakan waktu dini secara produktif, membantu jika pada malam
sebelumnya telah memutuskan bagaimana menggunakannya. Kondisi semacam ini akan
membawa kebiasaan baik lainnya, merencanakan kegiatan penting hari berikut
sebelum pergi tidur setiap malam.
Setelah satu
bulan ingin mempertahankan kebiasaan yang baru di peroleh, kemungkinan besar
bahwa kebiasaan itu yang baik dan memegang peranan penting dalam prestasi masa
depan. Seandainya mengetahui bahwa diri sendiri yang bertanggung jawab atas
tindakan-tindakan, seharusnya bersedia meninjau kembali kebiasaan-kebiasaan
dalam hubungan dengan tujuan-tujuan masa depan. Kebiasaan baru perlu
menggantikan kebiasaan lama agar ikut menunjang keberhasilan masa depan
C. RISIKO
USAHA
Wirausaha menyukai resiko karena ingin
berhasil : mendapatkan kepuasan besar dalam melaksanakan tugas yang sukar
tetapi realistic dengan menerapkan keterampilan-keterampilan yang dimiliki,
sehingga risiko kecil dan resiko tinggi dihindari karena sumber kepuasan tidak
terdapat pada situasi itu. Berarti wirausaha menyukai tantangan yang sukar
tetapi dapat dicapai.
Semakin bertambah besarnya perusahaan, maka
bertambah banyak persoalan yang akan dihadapi. Pertumbuhan dan perkembangan
perusahaan menghendaki bahwa pelaku usaha tidak takut mengambil keputusan dan
bersedia menerima risiko tertentu. Sebagian pengusaha merasa takut mengambil
risiko karena ingin aman dan mengelak kegagalan, tetapi se,ua tahap pekerjaan
mengandung risiko, dimana merupakan bagian dari kegiatan pelaku usaha.
Wirausaha bekerja dibawah tekan- tekanan dan kondisi pengambilan risiko dan
harus mengerti bahwa kemungkikan gagal selalu ada.
Ø Kondisi
berisiko
Kondisi berisiko terjadi apabila pelaku usaha
supaya membuat pilihan dari dua alternatif atau lebih, yang menghasilakan
hasilnya tidak diketahui dan harus dinilai secara objektif, kondis semacam ini
mengandung potensi kegagalan dan keberhasilan. Semakin besar kemungkinan rugi
semakin besar resiko yang dihadapi. Sebagai penentuan keputusan risiko pelaku
usaha harus mengambil keputusan dalam situasi penuh ketidakpastian dengan
menimbang kemungkinan sukses atau rugi. Pelaku usaha dapat memilih alternative
yang “mengandung risiko”alternative “konservatif” tergantung dari:
·
Kemampuan
daya tarik setiap alternative
·
Kesediaan
menerima kerugian
·
Kemampuan
menerima keberhasilan dan kegagalan
·
Kemampuan
meningkatkan keberhasilan dan mengurangi kerugian
Ciri-
cirri wirausaha saling berkaitan, terutama pada pelaku pengambilan risik,
beberapa kaitan itu antara lain:
·
Pengambilan
risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian penting
dalam mengubah ide menjadi realitas
·
Pengambilan
risiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri. Semakin besar keyakinan
akan kesanggupan untuk mempengaruhi hasil dari kepitusan-keputusan dan semakin
besar kesediaan untuk mencoba apa yang dilihat orang lain sebagi risiko
·
Pengetahuan
realistik mengenai kemampuan – kemampuan diri sendiri, realisme demikian
membatasi kegiata- kegiatan pada situasi yang dapat pengaruhi hasil.
Semua perilaku pengambilan risiko tidak
sesederhana san seobyektif apa yang digambarkan tersebut. Terdapat unsur
kegairahan seorang wirausaha terdapat ketidakpastian, dan ada dorongan untuk
memastiakn bahwa konsuensi yang dihadapi penuh keberhasilan.
Ø Keputusan
risiko
Pengambilan keputusan risiko
merupakan masalah yang paling utama dalam merealisasikan potensi pada diri
sendiri sebagai wirausaha. Pengalaman Pengambilan risiko dalam hubungan pribadi
dengan anak, istri dan tetangga akan membantu memperoleh pengalaman untuk
menilai kemungkinan-kemungkinan pengambilan risiko seperlunya dan mengelakkan
risiko yang kecil.
Pengambilan risiko dalam kehidupan
melibatkan suatu kesadaran akan peristiwa – peristiwa masa lalu, perhatian untuk
masa depan, dan keinginan untuk hidup di masa sekarang. Apabila tidak bersedia
mengambil risiko, maka tidak akan pernah dapat mewujudkan bakat dan kemampuan.
Pertumbuhan pridadi dan professional datang dari hidup dimasa sekarang dan
mengambil risiko yang perlu untuk mencapai tujuan – tujuan di masa yang akan
datang.
Selaku pelaku usaha harus sadar bahwa
pertumbuhan datang dari pemngambilan keuntungan peluang-peluang masa sekarang
dalam kehidupan pribadi mamupun bsinis dan pemgambilan risiko untuk mencapai
tujaun. Beberapa risiko penting adalah yang membawa belajar mengenali suatu
yang baru tentang diri sendiri. Situasi – situasi yang mengandung risiko
prinadi harus menantang kemampuan, jangan meremehkan nilai diri sendiri, karena
dimungkinkan mampu mencapai lenih banyak dari yang dicapai sekarang.
Pengambilann risko merupakan bagian penting dalam pertumbuhan pribadi, dan
berguna dalam menjalankan kegiatan bisnis. Menanggung risiko peribadi atas
tindakan diri sendiri mengurangi ketergantungan pada orang lain. Wirausaha
merupakan orang yang bertanggung jawab, karena mempunyai kekuatan dan kemampuan
untuk menentukan masa depan diri sendiri. Apabial, orang lain menanggung risiko
atas tidnakan pribadi pelaku usaha, amakan berarti peranan pribadi selaku
pelaku usaha atas masa depan diri sendiri sangat lemah. Pribadi pelaku usaha
tidak dapat hidup secara penuh karena tidak menanggung risiko atas perbuatannya
sendiri, maka saat ini saat yang tepat untuk menanggung risiko demi perbaikan, jika tidak makan situasi akan
semakin buruk, dan permasalahan semakin sukar dipecahkan.
Risiko timbul saat seseorang menerima
tanggung jawab atas keputusan dan tindakan yang dilakukan dan atas
keputusa-keputusan itulah maka bertanggungjawab mengatasi dengan
Ø KEMBANGKAN
IDE
Risiko
dan kreativitas merupakan dua ciri penting wirausaha, berusaha lebih kreatif,
menjadi lebih sadar akan ide yang kreatif, menjadi lebih sadar akan ide
produktif. Apabila dapat memilih dari ide-ide yang baik, maka lebih siap
mengambil risiko yang perlu untuk melaksanakan ide-ide yang paling produktif.
Semua
orang kreatif, jika telah
mengembangkan suatu ide yang kreatif, maka resiko tertentu akan menyertai
pelaksanaan, dalam mengurangi risiko ditolaknya suatu ide, saran, berikut dapat
membantu mengatasi :
1.
Utarakan ide kepada isteri atau teman,
lebih baik membicarakan suatu ide sebelum ditulis. Menerangkan suatu ide akan
mengantar kepada suatu diskusi, akan menghasilkan suatu perbaikan. Setelah ide
menjadi pasti baru ditulis. Masih terdapat kemungkinan terjadi perubahan
sebelum mencapai bentuk akhir.
2.
Pilih tempat dan waktu untuk
mengemukakan ide kepada orang lain, jangan mengemukakan ide kepada perusahaan
sewaktu mengalami krisis. Organisasi berad dalam keadaan stabil sebelum ide
diperkenalkan. Ketepatan waktu sangat penting dalam mengemukakan suatu ide.
Pilih waktu ketika orang lain paling terbuka terhadap sesuatu yang baru.
3.
Kemukakan ide sedikit demi sedikit,
pertama ajukan konsep total, seiring berjalannya waktu, dan semakin tertariknya
orang pada ide, baru rinciannya dikemukakan.
Ø TIPE
PENGAMBIL RESIKO
Pengambilan
keputusan/risiko sedikit banyak dipengaruhi oleh orang lain, pengalaman lalu,
situasi sekarang dan pengharapan-pengharapan masa depan, dalam bisnis
dibutuhkan berbagai tipe pengambil risiko. Organisasi tingkat bawah dibutuhkan
pekerja yang terampil dalam melaksanakan
pekerjaan rutin, sehingga sedikit risiko. Sebagian besar pekerja masuk ke dalam
pengambil risikotipe ini, karena perilaku dapat diramalkan dan membawa
kestabilan organisasi.
Tingkat
manajemen menengah, terdapat kemungkinan lebih banyak untuk pengambilan risiko.
Manajer tingkat menegah lebih banyak mendapat kebebasan untuk inovasi dan
membuat perubahan kecil dalam prosedur dan fungsi-fungsi. Posisi ini dapat
dianggap sebagai pengambil risiko, tetapi dampak ataskeseluruhan organisasi
harus minim. Pelaku usaha yang berada pada tingkat teratas, mempunyai kemampuan
untuk merumuskan dan menerapkan ide-ide kreatif. Mengantisipasi keberhasilan
dalam bisnis, wirausaha diharapkan mengambil risiko dalam mewujudkan ide-ide
menjadi kenyataaan.
Wirausaha
dapat dikatakan “praktis” apabila organisasi tumbuh berdasarkan pengendalian
dan pengarahan dari diri wirausaha sendiri. Wirausaha praktis berorientasi pada
hasil dan mempunyai keyakinan akan ide-ide
sehingga mampu menerima risiko demi terlaksananya ide. Sebaliknya pelaku
usaha merasa lebih praktis dalam menyadari keterbatasan diri dan membatasi
kegiatan sampai pada aktivitas yang mampu dilaksanakan
Pelaku
usaha yang kreatif dan inovatif akan mengambil risiko yang sedang, bersedia
menerima perubahan, mencoba alternatif lain dan mengembangkan inovasi untuk
barang dan jasa dalam bidang bisnis baru. Pelaku usaha semacam ini menjadi
tokoh dalam dunia bisnis, mempunyai ide dan mampu menemukan kombinasi antara
orang dan sumber daya lain untuk mewujudkan ide.
Ø DELEGASIKAN
WEWENANG
Sebagai
pelaku usaha, posisi pemimpin mempunyai arti dalam mengarahkan
kegiatan-kegiatan orang lain dalam mencapai tujuan perusahaan, tetapi
sebaliknya sebagai individu mempunyai kemampuan yang terbatas, oleh karena itu
membutuhkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi pada posisi yang lebih
tinggi. Pemimpin organisasi diharapkan bersedia memberikan wewenang dan
tanggung jawab kepada staf untuk kegiatan-kegiatan tertentu.
Mendelegasikan
wewenang dan tangung jawab kepda orang lainmengandung risiko tertentu. Terdapat
akibat-akibat positif maupun negatif, berarti pemimpin harus menanggung
akibatnya. Pelaku usaha merupakan wirausaha yang berorientasi pada pertumbuhan
harus mempunyai staf yang berorientasikan tindakan dan mampu dan mampu menerima
wewenang serta tanggungjawab.
Keuntungan
maksimum agar dapat diperoleh, karyawan diberi wewenang dan kebebasan untuk
melaksanakan tugas dari tanggung jawa. Pelaku usaha membutuhkan pertolongan
orang lain, tetapi pemimpin tidak mempunyai waktu untuk memonitor kegiatan
secara langsung, kepercayaan kepada staf ditunjukkan oleh jawaban
terhadappertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada penilaian usaha, setiap
jawaban memberi petunjuk mengenai kesediaan mengambil risiko dalam
mendelegasikan wewenang dan tanggungjawab kepada orang lain dalam organisasi.
Pelaku usaha yang dapat mendelegasikan kegiatan pada orang lain, mempunyai
waktu untuk kegiatan yang lebih penting seperti perencanaan jangka panjang atau
pengembangan produk-produk baru.
Ø MELAKSANAKAN
PERUBAHAN
Setiap
melakukan kegiatan harus dapat menentukan apakah ada risiko atau tidak, suatu
risiko, kekuatan, posisi dan kewenangan akan mendapat kewenangan akan mendapat
tantangan. Jika diketahui terdapat risiko dalam bisnis, maka dibutuhkan
kemampuan untuk menilai situasi secara realistik dan mencari pemecahan. Berani
mengambil tindakan korektif yang diperlukan, walaupunmengandung risiko
tertentu.
Suatu
risiko jelas ada, maka diperlukan pengambilan keputusan atau justru tidak
penting,apabia memutuskan mengambil risiko, maka segera melaksanakan suatu
rencana pasti dan mulai mengambil tindakan. Rencana-rencana alternatif juga
dirancang, karena apabila rencana utama tidak berhasil, maka alternatf memungkinkan
eksibilitas bila permasalahan berubah.
Suatu
rencana sudah dicanangkan kemudian dilaksanakan, sehingga jika rencana
dilaksanakan maka dapat mengetahui risiko yang terkandung. Umpan balik yang
diterima tidak banyak, kekurangan umpan balik mencipakan keraguan, setelah
keputusan dilaksanakan, mempunyai ikatan penuh dengan keputusan sampai dengan
masalah terpecahkan. Keyakinan dalam menangani persoalan sangat menentukan,
jika yakin serangkaian tindakan akan memecahkan persoalan jika yakin
serangkaian tindakan akan memecahkan persoalan, maka tindakan tersebut
menentukan hasil. Mempromosikan keputusan dan memperoleh dukungan orang lain
mempengaruhi susksesnya keputusan.
Kemampuan
mengambil risiko pelaku usaha dipengaruhi oleh :
1. Keyakinan
diri
2. Kesediaan
untuk menggunakan kemampuan sepenuhnya untuk mengubah keadaan.
3. Kemampuan
menilai suatu risiko secara realistis dan mengubah kesempatan kemungkinan.
4.
Menghadapi situasi risiko menurut
tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
Tindakan mengambil risiko merupakan
bagian hakiki dari pelaku usaha, oleh karena ituperlu menetapkan sasaran yang
tinggiuntuk diri sendiri, kemudian menggunakan semua kemampuan dan bakat untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut, semakin tinggi tujuan, semakin besar risiko
yang dihadapi.
Ø EVALUASI
RISIKO
Keberadaan
data kuantitatif sangat membantu dalam melakukan evaluasi setiap risiko,
menetapkan tujuan-tujuan dan dimungkinkan menggeneralisasikan kemajuan secara
sistematis. Melalui data kuantitatif, mampu mengukur hasil-hasil yang dicapai
dalam hubungan dengan ide-ide yang telah digariskan. Pelaku usaha diharapkan
mengetahui dengan cermat dan makna dari angka-angka tersebut. Data kuantitatif
mendukung pengetahuan, latar belakang dan pengalaman dalam mengambil keputusan.
Lakukan evaluasi kebutuhan sendiri sebelum memutuskan untuk mengambil risiko.
Sebelum mengambil keputusan yang mengandung risiko perhatikan pertanyaan
berikut :
1.
Apakah risiko sepadan dengan hasil ?
2.
Bagaimana risiko dapat
dikurangi/dihindari ?
3.
Informasi apa yang dierlukan sebelum
risiko diambil ?
4.
Sumber-sumber daya mana yang dapat
membantu mengurangi risiko dan mencapai tujuan ?
5.
Mengapa risiko penting ?
6.
Apa yang menakutkan dalam mengambil
risiko ?
7.
Apa pelaku usaha bersedia berusaha
sekuat tenaga untuk mencapai tujuan ?
8.
Apa yang dapat dicapai dengan mengambil
risiko ?
9.
Persiapan-persiapan apa yang perlu
dibuat sebelum mengambil risiko ?
10. Bagaimana
dapat mengetahui secara kuantitatif bahwa tujuan telah tercapai ?
11. Apa
halangan-halangan terbesar dalam mencapai tujuan ?
Proses
pemeriksaan diri penting dslsm mengambil risiko. Daftar pertanyaan hanya contoh
dari serangkaian pertanyaan yang harus dijawab sebelum menanggung risiko.
Mengambil risiko sebelum mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini dapat
mengakibatkan kegagalan.
Ø PENGAMBILAN
RISIKO
Perilaku
megambil risiko kewirausahaan semakin diakui sebagai sesuatu yang penting bagi
manajemen tingkat puncak. Terdapat beberapa perusahaan memiliki keinginan untuk
maju memilih laki-laki atau wanita wirausaha yang berani mengambil risiko dan
berinovasi, daripada manajemen yang meneruskan dari perusahaan yang sudah ada.
Pengambilan
risiko merupakan gaya perilaku, dengan penuh perhitungan, merupakan suatu
ketrampilan yang dapat ditingkatkan. Prosedur untuk menganalisis sebuah risiko
:
1. Taksiran
Risiko
Pertama
menaksir ada tidaknya risiko: yaitu apa terdapat potensi rugi dalam memilih
sebuah alternatif. Misal, dihadapkan pada kebutuhan peningkatan produksi untuk
memenuhi tambahan permintaan. Pilihannya adalah :
· Tetap
pada tingkat permintaan sekarang.
· Membeli
permintaan lebih banyak untuk memenuhi permintaan.
· Menyewa
peralatan untuk memenuhi permintaan.
· Mensubkontrakkan
kepada produsen-produsen yang lebih kecil.
Apabila
mempunyai arus kas baik, cadangan kas kuat, atau kemudahan kredit baik, dan
jika permintaan dapat dipastikan meningkat pada waktu yang akan datang, maka
disini terdapat sedikit risiko didalam
memutuskan salah satu dari alternatif-alternatif, meskipun alternatif
pertama akan merupakan pilihan yang tidak bijaksana untuk diambil karena mengabaikan peluang
peningkatan laba.
2. Tujuan
dan Sasaran
Langkah
berikutnya adalah mempertimbangkan kebijakan-kebijakan dan sasaran-sasaran
perusahaan. Sasaran sebuah perusahaan dirumuskan: mencapai pertumbuhan secara
perlahan, mantap, atau tidak tumbuh atau pertumbuhan dalam bidang produk lain.
Pelaku usaha berani memutuskan apakah risko yang muncul itu taat azas dengan
tujuan dan sasaran perusahaan, apabila taat azas proses pengambilan keputusan
diteruskan dan dilakukan penaksiran alternatif secara rinci.
3. Teliti
Alternatif
Contoh:
pengambilan risiko tertentu (keputusan untuk meluaskan produksi) konsisten
dengan sasaran-sasaran perusahaan, maka langkah selanjutnya mengadakan survai
berbagai alternatif. Alternatif-alternatif ditentukan secara rinci sehingga
semua biaya dapat ditelaah dengan obyektif.
4. Kumpulkan
Infomasi
Tahap
selanjutnya mengumpulkan informasi secara intensif sehingga penaksiran setiap
kemungkinan realistik dapat dibuat secara realistik. Ramalan pasar dibuat untuk
setiap permintaan dalam berbagai kemungkinan kondisi yang dapat terjadi. Reaksi
dari pesaing ditaksir dan akibat dari reaksi diperhitungkan. Berbagai akibat
sebaiknya ditelusuri dengan kesimpulan-kesimpulan logis.
a.
Apabila permintaan mendekati titik
kejenuhan, apakah modifikasi, produk mendorong kenaikan permintaan di pasar
baru.
b.
Apakah terdapat pasar-pasar baru jika
kegiatan persaingan mengurangi bagia pasar yang sekarang ?
c.
Dapatkah perlatan mesin dimodifikasi
dengan mudah untuk membuat produk-produk lain ?
d.
Apakah ada kemungkinan para pembekal dan
subkontraktor menaikan harga-harga jika permintaan bertambah ?
Laba yang
diperoleh perusahaan untuk setiap alternatif diukur atas dasar informasi pasar,
ramalan-ramalan dari permintaan masa depan, penaksiran reaksi persaingan, dan
berbagai ramalan lain. Termasuk perilaku dari yang terlibat dalam situasi ini,
seperti perusaan jasa keuangan atau produsen peralatan
5. Minimkan
risiko
Menentukan
langkah berisikan penaksiran secara realistik tentang sejauh mana dapat
memperngaruhi keadaan, mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a. Kesadaran
yang jelas tentang kemampuan dan kekuatan perusahaan
b. Kreatifitas
dalam menentukan cara mengubah keadaan (demi keuntungan)
c. Kemampuan
merencanakan taktik dan strategi untuk meuwujudkan perubahan
d. Dorongan,
energi dan antusias untuk melaksanakan stategi.
6. Rencanakan
dan Laksanakan Alternatif
Sebuah
alternatif telah dipilih, sebuah rencana untuk pelaksanaan. Rencana memuat
jadwal, rumusan tujuan yang jelas, seperangkat rencana darurat untuk hasil yang
akan terjadi, dan proses umpan balik, sehinngga perubahan – perubahan yang
diperlukan dilaksanakan dengan segara.
BAB
III
ANALISA
PROPOSALDENGAN PEDOMAN KEWIRAUSAHAAN
Keripik
talas kaya rasa merupakan usaha kelompok yang masuk dalam industri kuliner dan
bergerak dalam bidang penyedia makalan camilan. Usaha ini merupakan salah satu
wadah kreativitas mahasiswa yang mempunyai satu keahlian hal makanan khususnya
talas yang dituangkan menjadi lapangan kerja. Karena usaha ini termasuk dalam
industri kuliner, dalam usaha ini sangatlah mengutamakan tingkat kekreatifan
dan kebersihan maknan tersebut terjaga, hal itu dikarenakan tingkat kepuasan
pelanggan dalam terhadap permintaan merupakan kunci keberhasilan ini. Keripik
talas yang ditawarkan merupakan keripik yang sudah menggunakan teknologi yang
cukup baik meskipun masih terdapat kekurangan disana-sini. Sehingga hasil
produk keripik talas kaya rasa memiliki hasil yang baik dan bergizi.
Perkembangan industri kuliner dewasa ini sangatlah pesat seiring dengan
berkembangnya teknologi. Semua masyarakat pasti membutuhkan makanan untuk
bertahan hidup. Target market dan market shared yang menjanjikan inilah yang
mendasari saya untuk mendirikan usaha Keripik Talas Kaya Rasa. Dengan promosi
melalui brosur, mulut ke mulut serta yang paling intensif sekarang ini melalui
sosial media. Sosial media pada era saat ini memiliki peran yang sangat penting
dalam menunjang keeksisan dan pengenalan suatu produk. Selain itu melakukan
diversifikasi produk harga yang dapat bersaing dengan produk lain serta tempat
yang strategis membuat nilai positif
dalam perkembangan usaha ini. Dengan faktor pendukung yang sudah ada dan
ditunjang dengan keuangan yang memadai, usaha ini diharap nantinya memiliki
potensi yang sangat menjanjikan dan dapat tumbuh serta berkembang dengan baik.
Dari
rangkuman konsep usaha Keripik Talas Kaya Rasa sudah sesuai dengan pengertian
dan penjabaran dari konsep wirausahawan yang menyatakan bahwa entrepeneur
merupakan tindakan seseorang yang berani menanggung risiko sebuah bisnis,
adanya pertumbuhan bisnis, hasilnya akan meningkatkan kapitalisasi perusahaan. entrepreneur harus
memiliki motivasi kerja keras, mempunyai jaringan ( network ), inovasi, dan keinginan bertumbuh, serta pengambil
resiko. Serta meminimalisir terjadinya tekanan dalam berwirausaha.
Keripik Talas Kaya Rasa juga sudah
menerapkan konsep jiwa wirausaha seperti yang tertera dalam tinjauan pustaka.
Keripik Talas Kaya Rasa sangat percaya diri dalam mengembangkan walaupun faktor
kompetitor dan faktor permodalan masih menjadi kendala, namun dari resiko
tersebut Keripik Talas Kaya Rasa mengatasi
masalah dari risiko tersebutdengan melakukan diversifikasi produk, menempatkan
tempat usaha pada tempat yang strategis , dan melakukan strategi pelayanan
konsumen. Serta berorientasi pada tugas dan hasil, hal itu tergambarkan pada Keripik Talas Kaya Rasa bahwa tingkat
kepuasan dalam terhadap permintaan para pelanggan merupakan kunci keberhasilan
usaha ini. Serta dalam mengembangkan usaha Keripik
Talas Kaya Rasa melakukan segmentasi, targeting dan rencana pemasaran serta
promosi produk melalui selembaran brosur, promosi langsung (word of mouth) dan melalui sosial media
atau internet. Hal itulah yang membuktikan bahwa Keripik Talas Kaya Rasa telah berorientasi dengan masa depan
usahanya.
Berikut adalah beberapa pertimbangan factor
SWOT yang bisa ditemukan dalam menganalisis keberlangsungan usaha KERIPIK TALAS KAYA RASA (KILAS KASA).
Dimana terdapat 4 faktor yang menjadi pertimbangan yaitu kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity), ancaman (Threath)
adalah sebagai berikut :
1.
Strength
(Kekuatan)
Suatu keunggulan sember daya, ketrampilan atau kemampuan
lain terhadap persaingan dan kebutuhan pasar yang dilayani, untuk kekuatan dari
Keripik Talas Kaya Rasa
yaitu
:
·
Harga produk yang murah.
·
Bahan Baku yang melimpah.
·
Keunikan produk.
·
Kesukaan konsumen akan produk.
·
Umur simpan Produk yang panjang.
2.
Weakness
(Kelemahan)
Keterbatasan
yang terdapat dalam Keripik
Talas Kaya Rasa, dan masih menjadi kelemahan dalam
keberlagsungan usaha yaitu:
·
Kurangnya promosi.
·
Kemungkinan kemasan yang kurang menarik.
3.
Opportunity
(Peluang)
Situasi
utama yang menguntungkan dalam lingkungan usaha pada Keripik Talas Kaya Rasa yaitu:
·
Kesempatan biaya produksi murah.
·
Peluang pasar di Bengkulu.
·
Kesempatan menguasai pasar.
4.
Threath
(Ancaman)
·
Standarisasi mutu .
·
Kemungkinan pesaing skala besar.
·
Perubahan selera masyarakat.
Setelah
analisis SWOT itu kita bisa mengidentifikasikan apa keunggulan dan kelemahan
yang dialami Keripik
Talas Kaya Rasa. Dari kelemahan tersebut kita dapat
mengetahui dan mengevaluasi apa risiko yang akan dihadapi oleh pewirausaha
tersebut. Sehingga pengusaha tersebut dapat mencoba menutupi atau meminimalisir
risiko yang ada dengan memperkuat keunggulan dan peluang yang dimilikinya.
Ide-ide yang brilliant dan kreatif
serta inovatif yang membuat keputusan yang diambil untuk menghadapi risiko itu
bisa diminimalisir kesalahan, dan melakukan perubahan yang baik kembali.
Tentunya
Keripik Talas Kaya Rasa sudah
menerapkan analisis risiko usaha dalam pelaksanaan usahanya , hal itu
dibuktikan dengan analisis SWOT Keripik
Talas Kaya Rasa yang telah tertuang diatas. Serta dibuktikan lagi dengan Keripik Talas Kaya Rasa telah melakukan
evaluasi terhadap kinerja usahanya yang selalu dilakukan pada saat proses
produksi selesai, dan dilakukan evaluasi menyeluruh secara berkala. Evaluasi
ini berupa hal-hal teknis yang masih kurang atau perlu diperbaiki lagi, dan
evaluasi pelayanan pada pelanggan. Sehingga kedepannya konsep dari pedoman
berwirausaha itu sendiri bisa terealisasikan dengan sebaik mungkin.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Entrepeneur adalah
seseorang yang mempunyai karakteristik inovasi tinggi dan risiko yang dihadapi
atau dibawanya juga tinggi. entrepreneur
harus
memiliki motivasi kerja keras, mempunyai jaringan ( network ), inovasi, dan keinginan bertumbuh, serta pengambil
resiko. Serta meminimalisir terjadinya tekanan dalam berwirausaha. Keripik
Talas Kaya Rasa juga sudah menerapkan konsep jiwa wirausaha seperti yang
tertera dalam tinjauan pustaka. Keripik Talas Kaya Rasa sangat percaya diri
dalam mengembangkan walaupun faktor kompetitor dan faktor permodalan masih
menjadi kendala, namun dari resiko tersebut Keripik
Talas Kaya Rasa mengatasi masalah dari risiko tersebutdengan melakukan
diversifikasi produk, menempatkan tempat usaha pada tempat yang strategis , dan
melakukan strategi pelayanan konsumen. Serta berorientasi pada tugas dan hasil,
hal itu tergambarkan pada Keripik Talas
Kaya Rasa bahwa tingkat kepuasan dalam terhadap permintaan para pelanggan
merupakan kunci keberhasilan usaha ini. Dalam analisis SWOT itu kita bisa
mengidentifikasikan apa keunggulan dan kelemahan yang dialami Keripik Talas Kaya Rasa. Dari
kelemahan tersebut kita dapat mengetahui dan mengevaluasi apa risiko yang akan
dihadapi oleh pewirausaha tersebut. Sehingga pengusaha tersebut dapat mencoba
menutupi atau meminimalisir risiko yang ada dengan memperkuat keunggulan dan
peluang yang dimilikinya. Ide-ide yang brilliant
dan kreatif serta inovatif yang membuat keputusan yang diambil untuk
menghadapi risiko itu bisa diminimalisir kesalahan, dan melakukan perubahan
yang baik kembali. Sehingga kedepannya konsep dari pedoman berwirausaha itu
sendiri bisa terealisasikan dengan sebaik mungkin.
B. Saran
Dalam
melakukan sebuah usaha harusnya mengutamakan konsep-konsep pedoman dalam
berwirausaha, sehingga kita menjadi paham bagaimana kita melakukan usaha dan
mampu meminimalisir terjadinya risiko dalam berwirausaha.
DAFTAR PUSTAKA
Boyd, D. P and D. E Gumpert. 1985. Coping with Entrepreneurial Stres, Harvard
Business Review (Mar/Apr).
Pp. 45-56
Kuratko, Donald F. And Richard M.
Hodgetts. 2011. Entrepreneurship: A
Comtemporary Approach. 5 eds.
South Western: Australia.
Sukardi, Imam Santoso. 1991. Intervensi Terencana Faktor – Faktor Lingkungan terhadap Pembentukan Sifat – Sifat Antrepreneur
(Entrepreneur Traits) Disertai
Fakultas PascaSarjana
Universitas Indonesia
Sukirman. 2014. Kewirausahaan (Kasus dan Implementasi). Edisi 7. Galaksi Nusindo: Semarang
Roynaldo, Deftendy. 2017. Proposal Bisnis Keripik Talas Kaya Rasa.
Fakultas Ekonomi: Unviersitas
Muria Kudus
Zimmerer, T W and N. M. Scarborough.
2005. Enssential of Entrepreneurship and
Small Bussiness Management; 4th.
Pearson Prentice Hall: Singapore.
Komentar
Posting Komentar