Analisis Proposal Usaha Ar-Raudhoh Salon Muslimah



ANALISIS PROPOSAL USAHA
“AR-RAUDHOH SALON MUSLIMAH”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
KEWIRAUSAHAAN
Dosen Pengampu : Dr. Drs. Sukirman, S.Pd., S.H., MM.


Disusun oleh:
Arraudhotu Aliyatul Ula
NIM : 201511285
Kelas : 4 D

PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
TAHUN 2016/2017



KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan Analisis Proposal Usaha ini dengan baik dan sesuai waktu yang telah ditentukan.
Penulisan analisis proposal usaha ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewirausahaan di Universitas Muria Kudus Jurusan Manajemen.
Dalam memenuhi persyaratan tersebut penulis mencoba membuat Analisis Proposal yang berjudul “Analisis Proposal Usaha Ar-Raudhoh Salon Muslimah”.
Dalam menyusun analisis proposal ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan, sebab pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis terbatas, cukupp banyak tantangan dan hambatan yang penulis temukan dalam menyusun proposal ini. Oleh karena itu, kritik dan saran akan sangat membantu untuk melengkapi proposal ini menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata, semoga analisis proposal ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Penulis



DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
RINGKASAN................................................................................................................... iv
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang........................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisan........................................................................................................ 3
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Wirausaha................................................................................................ 4
2.2. Jiwa Wirausaha.......................................................................................................... 8
2.3. Risiko Usaha............................................................................................................ 15
BAB III : ANALISIS USAHA
3.1. Karakteristik Wirausaha.......................................................................................... 27
3.2. Jiwa Kewirausahaan................................................................................................ 29
3.3. Analisis Risiko Usaha.............................................................................................. 29
3.4. Strategi Menghadapi Risiko Usaha......................................................................... 31
BAB IV : PENUTUP
4.1. Kesimpulan.............................................................................................................. 32
4.2. Saran........................................................................................................................ 32
Lampiran......................................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 34




RINGKASAN
Dalam dunia kewirausahaan ini mulai menunjukkan adanya pertumbuhan positif, kemajuan ini akibat dari upaya para pelaku usaha dan andil pemerintah yang mengakomodasikan sarana dan prasarana. Kemajuan usaha ini di imbangi dengan upaya peningkatan keterampilan serta pengetahuan yang memadai bagi para pelaku usaha agar selalu berperan aktif dan tidak adanya kesenjangan dengan pengusaha asing. Tanpa melakukan perubahan bisnis pelaku usaha nasional tidak akan mampu meraih potensi bisnis internasional yang diharapkan oleh pemerintah dan bangsa Indonesia. Berbagai macam usaha kreatif yang dilakukan oleh anak bangsa saat ini sangat menarik perhatian pemerintah, sehingga pemerintah memberikan wadah bagi para pelaku usaha pemula untuk terus mengembangkan usaha kreatif nya tersebut semakin besar hingga merancah ke dunia internasional.
Salon muslimah merupakan salon yang menawarkan berbagai pelayanan yang sama dengan salon kecantikan seperti biasanya namun dengan prinsip yang sedikit berbeda yaitu dengan menerapkan prinsip syari’at Islam. Kebutuhan untuk tampil cantik dalam agama Islam dianjurkan dengan niat yang lurus tanpa menimbulkan nafsu bagi kaum lelaki. Selain untuk kecantikan, salon ini juga mengingatkan akan kesehatan yang menjadi prioritas. Salon muslimah ini hanya diperuntukkan kepada wanita muslimah pada khususnya dan wanita pada umumnya. Salon muslimah ini membantu wanita muslimah yang kesulitan mencari salon khusus wanita, tanpa berbaur dengan lelaki. Dengan begitu para wanita muslimah merasa nyaman dan puas dengan pelayanan yang diberikan tanpa takut melanggar syari’at Islam. Salon muslimah ini akan diberi nama “Ar-Raudhoh Salon Muslimah”.
Usaha bisnis Ar-Raudhoh Salon Muslimah ini mempunyai prospek yang sangat baik, peneliti kecantikan dan kesehatan juga tidak meragukannya lagi bahkan untuk beberapa tahun kedepan. Dikarenakan semua wanita ingin selalu tampil cantik, khususnya bagi muslimah mengingat negara Indonesia merupakan negara dengan penduduk mayoritas agama Islam. Harapan kami yaitu semoga banyak orang yang terinspirasi dengan adanya Ar-Raudhoh Salon Muslimah, sehingga mampu menciptakan usaha yang unik sekaligus kreatif yang dibutuhkan banyak orang serta dapat membuka lapangan kerja baru, baik dalam industri yang sama maupun industri yang lain.

Kata kunci: kewirausahaan, salon, muslimah





BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di Indonesia dalam dunia kewirausahaan ini mulai menunjukkan adanya pertumbuhan positif, kemajuan ini kaibat dari upaya para pelaku usaha dan andil pemerintah yang mengakomodasikan sarana dan prasarana. Kemajuan usaha ini perlu di imbangi dengan upaya peningkatan keterampilan serta pengetahuan yang memadai bagi para pelaku usaha agar selalu berperan aktif dan tidak adanya kesenjangan dengan pengusaha asing, selain itu juga pengusaha harus mengetahui dan mengenal bentuk serta praktik bisnis Internasional. Tanpa melakukan perubahan bisnis pelaku usaha nasional tidak akan mampu meraih potensi bisnis internasional yang diharapkan oleh pemerintah dan bangsa Indonesia. Secara tidak langsung peningkatan usaha mampu mengangkat derajat pelaku bisnis nasional untuk duduk sederajat dengan pelaku usaha internasional. Berbagai macam usaha kreatif yang dilakukan oleh anak bangsa saat ini sangat menarik perhatian pemerintah, sehingga pemerintah memberikan wadah bagi para pelaku usaha pemula untuk terus mengembangkan usaha kreatif nya tersebut semakin besar hingga merancah ke dunia internasional.
Dalam agama Islam, yang merupakan agama dengan selalu memperhatikan kebersihan dan keindahan. Namun tidak menutup kemungkinan bagi semua agama yang ada di Indonesia, pasti selalu mengutamakan kebersihan, kesehatan serta keindahan. Hal ini sesuai dengan hadist Nabi Muhammad SAW yang berbunyi: “Kebersihan itu sebagian dari iman”. Oleh karena itu seorang muslimah yang menyandarkan dirinya kepada agama mulia ini selayaknya tidak meremehkan urusan tersebut. Muslimah yang menjaga kebersihan dan keindahan dirinya melalui jalan yang syariah akan meraih ridha Allah dan sekaligus ridha suami.
Salah satu usaha jasa yang dapat mengakomomodir akan kebutuhan kaum muslimah dalam usaha menjaga kebersihan dan keindahan dirinya yang sesuai dengan tuntunan syariah adalah salon yang berkonsep syariah atau salon muslimah. Salon muslimah adalah salon yang memberikan jasa pelayanan perawatan kecantikan kaum muslimah dengan mengedepankan tuntunan syari’ah, diantaranya adalah produk kosmetik yang digunakan halal dan pelayanan yang tidak melanggar tuntunan syar’i.
Kebutuhan untuk tampil cantik dalam agama Islam dianjurkan dengan niat yang lurus tanpa menimbulkan nafsu bagi kaum lelaki. Cantik wajah dan kulit dari dalam terpancar dari aura masing-masing wanita termasuk didalamnya wanita Muslimah. Namun bagi kaum wanita cantik dari luar juga sangat diperlukan bahkan sudah menjadi suatu kebutuhan bagi wanita, termasuk muslimah baik remaja maupun dewasa.
Untuk saat ini memang tidak semua salon mampu memenuhi kebutuhan perawatan yang diinginkan bagi kaum muslimah. Demikian juga, mayoritas kaum muslimah yang menginginkan kenyamanan untuk mendapatkan perawatan kecantikan dalam situasi yang nyaman tanpa berbaur dengan kaum lelaki yang menjadi hal penting atau pertimbangan besar bagi kaum muslimah sesuai dengan keyakinan masing-masing.
Dari sisi kesehatan juga banyak manfaatnya, yaitu dapat membantu merawat rambut yang selalu tertutup dengan hijab yang setiap harinya rambut terasa pengap dan sulit bernafas setelah seharian terkena sinar matahari. Banyak wanita yang merasa kesulitan mencari salon khusus muslimah yang dapat dengan nyaman membuka hijabnya karena takut diketahui kaum lelaki yang bukan mahramnya. Oleh karena itu, saya sebagai penulis semakin yakin bahwa peluang bisnis salon muslimah ini sangat menjanjikan di masa depan. Dan juga ditambah dengan mayoritas penduduk di sekitar tempat tinggal penulis yang beragama Islam.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1.     Bagaimana teori dalam berwirausaha yang tepat bagi pelaku usaha?
1.2.2.      Bagaimana jiwa atau jati diri seseorang dalam berwirausaha?
1.2.3.      Bagaimana strategi menghadapi risiko dalam berwirausaha?
1.2.4.      Bagaimana analisis teori kewirausahaan dengan rencana proposal Ar-Raudhoh Salon Muslimah?
1.2.5.      Bagaimana strategi Ar-Raudhoh Salon Muslimah dalam menghadapi risiko usaha?

1.3. Tujuan Penulisan
1.3.1.      Memahami dan mengetahui teori dalam berwirausaha yang tepat bagi pelaku usaha.
1.3.2.      Memahami dan mengetahui jiwa atau jati diri seseorang dalam berwirausaha.
1.3.3.      Memahami dan mengetahui strategi menghadapi risiko dalam berwirausaha.
1.3.4.      Mengetahui bagaimana analisis teori kewirausahaan dengan rencana proposal Ar-Raudhoh Salon Muslimah.
1.3.5.      Mengetahui strategi Ar-Raudhoh Salon Muslimah dalam menghadapi risiko usahanya.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Wirausahawan
Pengertian Wirausahawan ( enterpreneur ) diperoleh dari berbagai buku maupun kamus, Kurotku dan Hodgetts (2001) menyatakan bahwa entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu entrepreneur yang berarti mengambil pekerjaan ( to undertake ). Konsep mengenai entrepreneur adalah sebagai berikut: The entrepreneur is one who undertake to organize, manage, and asume the risk of a bussines.
Konsep ini memberikan arti bahwa usahawan merupakan seseorang yang bertindak membuat organisasi, mengelola, dan menentukan resiko sebuah bisnis. Berdasarkan konsep tersebut, resiko yang terjadi dalam sebuah bisnis diambil oleh yang melakukan bisnis.
Zimmerer dan Scarborough ( 2005) memberikan konsep wirausahawan sebagai berikut: An entrepreneur is one who creates a new bussines in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifiying significant oppurtunities and assembling the necerssary resource to capitalize on them.
Konsep tersebut menceritakan bahwa wirausahawan merupakan sesorang yang menghadapi risiko dimasa yang mendatang dan bertujuan untuk mendapatkan profit dengan menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga mengalami peningkatan terhadap usaha.
Berdasarkan kedua konsep disebutkan bahwa entrepreneur merupakan tindakan seseorang yang berani menanggung resiko sebuah bisnis, adanya pertumbuhan bisnis, hasilnya akan meningkatkan kapitalisasi perusahaan. Entrepreneur mempunyai 4 karateristik yaitu:
a.         Menjalankan sebuah bisnis yang mempunyai kemungkinan menghasilkan keuntungan.
b.         Berani menanggung dan menerima risiko bisnis tersebut di masa-masa mendatang.
c.         Bisnis yang sedang ditekuni akan mempunyai kesempatan bertumbuh dan.
d.         Perusahaan akan membuat inovasi dan terjadi kapitalisasi bisnis tersebut.
Berbagai pihak menyatakan bahwa entrepreneur dihubungkan dengan inovasi karena tindakan bisnis yang dihasilkan bisa unik dan mempunyai inovasi tinggi. Inovasi tersebut akan mengandung risiko pada hasil atau pada awal memulai bisnis.
2.1.1. Risiko dan Karateristik Wirausahawan
Landau ( 1982) mengusulkan hubungan dari risiko yang dibawa ( risk bearing ) dengan karateristik inovasi membuat sebuah dasar klasifikasi entrepreneur. Hubungan tersebut sebagai berikut :

High
Gambler
Entrepreneur
Risk Bearing
Low
Consolidator
Dreamer


Low
High


                       
                                                                                     Innovativeness
Gambler merupakan entrepreneur juga, tetapi selalu mempunyai karateristik inovasi yang rendah dan risiko yang besar. Dreamer ( pemimpi ) adalah entrepreneur yang mempunyai inovasi tinggi, tetapi hanya menerima risiko yang rendah.  Consolidator adalah entrepreneur yang hanya bisa menerima risiko rendah dan karateristik inovasi rendah. Entrepreneur adalah seorang yang mempunyai karateristik inovasi tinggi dan risiko yang dihadapi atau dibawahnya juga tinggi.
Kuratko dan Hodgetts ( 2001 ) menyebutkan ada 10 karateristik dari entrepreneur yaitu :
a.         Entrepreneur adalah pelaku bukan pemikir.
b.         Entrepreneur dilahirkan, bukan dibuat atau diciptakan.
c.         Entrepreneur selalu menjadi penemu  / pencipta sesuatu.
d.         Entrepreneur adalah akademis dan tidak bisa menyesuaikan dalam masyrakat.
e.         Entrepreneur harus memenuhi  the profile.
f.          Kebutuhan entrepreneur adalah uang.
g.         Kebutuhan entrepreneur adalah keberuntungan.
h.         Ketidaktahuan merupakan kebahagian bagi entrepreneur.
i.           Entrepreneur menginginkan keberhasilan tetapi pengalaman menyatakan tingkat kegagalan cukup tinggi.
j.           Entrepreneur adalah sangat pengambil risiko.
Karateristik ini sangat memberikan pandangan kepada semua pihak bahwa entrepreneur selalu membawa resiko dan inovasi. Kao ( 1991 ) menyebutkan ada 11 karateristik entrepreneur yaitu :
1.         Total komitmen, penentu, dan melindungi.
2.         Dorongan untuk mendapatkan dan bertumbuh.
3.         Orientasi kepada kesempatan dan tujuan.
4.         Mempunyai inisiatif dan tanggung jawab personal.
5.         Pemecah persoalan secara terus menerus,
6.         Memiliki realisme dan dapat bercengkrama ( humor )
7.         Selalu mencari dan menggunakan umpan balik ( feedback)
8.         Selalu berfokus pada internal.
9.         Menghitung dan mencari resiko.
10.     Kebutuhan yang kecil untuk status dan kekuasaan.
11.     Memiliki integitas dan reliabilitas.
Sukardi ( 1991 ) menemukan ada 9 karateristik tingkah laku wirausahawan yaitu :
a.         Sifat instrumental
b.         Sifat prestasi
c.         Sifat keluwesan bergaul
d.         Sifat kerja keras
e.         Sifat keyakinan diri
f.          Sifat pengambil risiko
g.         Sifat swakendali
h.         Sifat kemandirian
Berdasarkan karateristik entrepreneur yang dikemukakan oleh ketiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa entrepreneur harus memiliki motivasi kerja keras, mempunyai jaringan ( network ), inovasi, dan keinginan bertumbuh, serta pengambil risiko. Kondisi ini menunjukan bahwa para entrepreneur menemui tekanan ( stress ) setiap inovasi yang dikerjakan. Tekanan tersebut bersumber dari berbagai kejadian, menurut Boyd dan Gumpert ( 1983 ) bahwa sumber tekanan dapat diidentifikasi dari 4 penyebab yaitu : kesepian, terbenam dalam bisnis yang dikerjakan, persoalan-persoalan manusia ( pegawai ), dan kebutuhan akan keberhasilan atau tercapai.
2.1.2. Mengatasi Tekanan dalam Berwirausaha
Mengantisipasi tekanan enterpreneur harus bisa berhasil, supaya dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kebiasaan mengatasi tekanan dilakukan para enterpreneur seperti melakukan meditasi, melemaskan otot dengan olahraga, mencari hiburan, dan sebagainya. Terdapat lima persoalan yang perlu dikerjakan agar tekanan teratasi, yaitu:
a.       Menciptakan networking : kesepian yang dihadapi dilakukan dengan menciptakan hubungan baik dengan berbagai pihak sehingga mampu bercerita permasalahan yang dihadapi.
b.         Keluar dari persoalan secara total : pada saat tidak bekerja seperti hari libur atau akhir pekan enterpreneur melepaskan semua pekerjaan dan tidak menerima laporan sehingga kondisi tubuh dapat menciptakan kesegaran.
c.         Berkomunikasi dengan pekerja : enterpreneur mau membuka pintu dan berdiskusi dengan karyawan. Hubungan baik dengan karyawan akan membantu enterpreneur dalam menghadapi persoalan.
d.         Menciptakan kepuasan di luar perusahaan : enterpreneur dapat melakukan kegiatan diluar perusahaan untuk mendapatkan kepuasan sehingga bisnis yang dikerjakan tidak menjadi persoalan.
e.         Pendelegasian : enterpreneur harus bisa mendelegasikan pekerjaan kepada karyawan dan tidak dikerjakan sendiri seluruhnya.
Seluruh uraian tersebut memberikan penjelasan tentang enterpreneur termasuk stres yang dihadapi. Inovasi dan resiko serta keinginan berkembang merupakan karakteristik utama dari enterpreneur.
2.2. Jiwa Wirausaha
Pelaku usaha merupakan individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi mengambil risiko dalam mengejar tujuan.
          Ciri dan profil wirausaha adalah sebagai berikut:
             Tabel 2.1 Ciri dan Profil Wirausaha
Ciri-ciri
Watak
Percaya diri.
Yakin, tidak tergantung, individualis, optimis
Berorientasi pada tugas dan hasil.
Butuh prestasi, orientasi laba, tekun dan tabah, kerja keras, dorongan kuat, energik, dan inisiatif
Pengambil risiko.
Mampu mengambil resiko. suka tantangan
Kepemimpinan.
Sebagai pemimpin, mudah bergaul, menanggapi saran dan kritik.
Keorisinilan.
Inovatif dan kreatif, fleksibel, banyak sumber, serba bisa, tahu banyak.
Berotientasi ke masa depan.
Pandangan kedepan, perseptif.
      Jiwa tersebut harus dimiliki dan dikembangkan jika ingin menjadi pelaku usaha yang baik. Seluruh sifat-sifat belum tentu dimilik, semakin banyak yang dimiliki, semakin besar kemungkinan menjadi wirausaha yang baik. Kebanyakan ciri jiwa wirausaha antara yang satu dengan lainnya berhubungan. Contoh, individu mempunyai keyakinan untuk menerima tanggung jawab atas perbuatan-perbuatan, bersedia mengambil resiko dan menjadi pemimpin. Terdapat wirausaha yang tidak memenuhi kesembilan belas sifat jiwa wirausaha atau satu dari yang lain, ada yang sombong, terlalu ideal, bersifat hangat dan bershabat, serta ada yang menarik diri dan pemalu.Pengukuran berdasarkan sifat pribadi dan keterampilan, maka sebagai kelompok pelaku usaha, para wirausaha sengat berbeda dari bukan wirausaha.
2.2.1. Ideologi Wirausaha
Keberhasilan pelaku usaha tergantung pada kesediaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri, belajar tentang diri sendiri untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan keinginan dalam menjalani hidup. Kekuatan datang dari tindakan diri sendiri dan buka dari diri oranglain. Resiko kegagaln selalu ada, pelaku usaha mengambil resiko dengan jalan menerima tanggung jawab atas tindakan sendiri. Kegagalan harus diterima sebagai pengalaman. Wirausaha berhasil setelah mengalami kegagalan, berdasarkan dari pengalaman masa lampau membantu menyalurkan kegiatan-kegiatan untuk mencapai hasil-hasil yang lebih positif, dan keberhasilan merupakan buah dari usaha yang tidak mengenal kata lelah.
Capaian tujuan yang berhubungan dengan kemampuan dan keterampilan. Terima diri sendiri, tekankan kekuatan-kekuatan serta kurangi kelemhan, jujur dan agresif dalam mengejar tujuan, dipastikan mencapai hasil yang positif. Berorientasi pada tujuan mendorong munculnya sifat muda yang paling baik. lakukan hal yang penting dan mampu untuk dikerjakan.
Mencapai kesempurnaan merupakan sesuatu yang ideal dalam mengejar tujuan, tetapi bukan merupakan sasaran yang realistik bagi wirausaha pada umumnya. Hasil yang diterima lebih penting dari hasil yang sempurna. Berusaha mencapai suatu hasil secara sempuna untuk satu tujuan dalam jangka waktu yang terlalu lama hanya akan menghambat perkembangan dan pertumbuhan pribadi.

2.2.2. Jati Diri Wirausaha
Manusia adalah individu yang unik, mempunyai pengalaman masa lampau yang berbeda-beda, hidup dalam situasi berlainan, mempunyai ikatan dan tanggung jawab berlainan, dan mempunyai tujuan hidup yang berlainan. Pengalaman seseorang pelaku usaha cukup luas dan beragam serta dapat menentukan situasi kehidupan yang sekarang. Wirausaha saling meniru antara satu dengan yang lain, yang tua dan identifikasi mendekati model peranan akan menghasilkan sikap dan keterampilan lebih mumpuni.
Pekerjaan, kondisi keluarga, keuangan serta faktor-faktor lain menentukan sikap dalam melakukan usaha. Pelaku bisnis mempunyai berbagai kewajiban dan ikatan terhadap diri sendiri dan orang lain termasuk istri, keluarga, atasan atau karyawan, apabila ikatan dan kewajiban di luar pekerjaan terlalu banyak, akan mengalami kesulitan berkelakuan sebagai wirausaha. Merencanakan masa depan bersifat realistik dalam menentukan diri sendiri yang dapat dan tidak dapat diubah. Pengalaman masalalu membantu memahami lebih baik situasi yang ada sekarang.
Wirausaha mempunyai tujuan dan harapan tertentu, semakin jelas tujuan semakin besar kemungkinan tercapai, dan sadar akan cara-cara baru untuk meningkatkan produktivitas diri sendiri. Kunci utama bagi keberhasilan adalah keterlibatan dalam pertumbuhan pribadi secara terus menerus.
2.2.3. Bisnis Ditempat Kerja
Melakukan bisnis adalah suatu gaya hidup dan prinsip tertentu untuk mempengaruhi strategi karier. Berlakulah fleksibel, imaginatif, mampu merencanakan, mengambil resiko, mengambil keputusan dan tindakan untuk mencapai tujuan. Bersedia bekerja dalam keadan konflik, perubahan, dan keragu-raguan. Berartibahwa pelaku bisnis perlu menganalisis diri sendiri dalam hubungan dengan lingkungan tempat bekerja.
Pelaku bisnis menyusun prioritas dalam sasaran-sasaran karier, dan hasil yang di inginkan diharapkan berkaitan dengan tujuan yang dapat diukur dan berarti. Sasaran ini bersifat menantang, memberi motivasi kepada pelaku usaha untuk berlajar dan berkembang dalam karier. Pelaku usahan akan belajar paling baik, jika melakukan hal-hal yang menarik minat dan mempunyai ikatan pada tujuan tetentu, menimbang sifat-sifat pribadi sesuai dengan kondisi pelaku usaha. Rangkaian pertanyaan berikut memberikan petunjuk tentang kemampuan pelaku usaha.
2.2.4. Sikap Karir
Pelaku bisnis mempunyai kemampuan tertentu  yang dapat diterapkan pada sejumlah karir. Faktor-faktor berikut membantu pelaku usaha dalam mengembangkan sikap kewirausahaan pada karir.
a.         Pilih karir yang memberikan pada pelaku usaha untuk mewujudkan diri secara kreatif dan memungkinkan pertumbuhan pribadi maupun profesi, tidak menganggap remeh kemampuan dan bakat diri sendiri.
b.        Apabila memulai karir, tindakan pelaku bisnis sebaiknya mencontoh usahawan yang berhasil dalam bidang sejenis. Sekali mengerti teknik dalam mencapai sukses, gunakan untuk mengembangkan karir diri sendiri. Tidak dibenarkan meniru secara gelap, pusatkan perhatian pada aspek khusus dari pelaku usaha yang berhasil. Kembangkan  sifat positif melalui kegiatan sehari-hari.
c.         Diperlukan pengetahuan sebanyak mungkin tentang karir yang telah dipilih. Pengetahuan  tersebut sangat membantu menjadi ahli dalam jenis pekerjaan tersebut.
d.        Tingkatkan kemampuan diri secara terus-menerus, puas dengan prestasi masa lampau, pandang kedepan untuk menciptakan tujuan baru sebagai sumber perbaikan diri.
e.         Semua selalu berubah, berarti pelaku usaha mampu melakukan berubah. Terima perubahan dan gunakan untuk memotivasi diri dalam mencapai tujuan atau sasaran yang lebih tinggi.
f.          Berorientasi pada tindakan, mampu mengambil keuntungan dari peluang-peluang karir baru yang mengantar pada sukses masa depan.
g.        Memiliki kekuatan dan kelemahan diri, dari pada menghabiskan waktu untuk menghilangkan kelemahan, lebih baik bersandar dan gunakan  kekuatan untuk mengatasi kelemahan. Terima kelemahan dan cari sumber daya lain untuk menyeimbangkan kekurangan.
h.        Susun kegiatan menjadi rutin agar mempunyai  banyak waktu untuk berwirausaha, gunakan sedikit tenaga, untuk kegiatan non-rutin menghendaki lebih banyak waktu dan tenaga. Keteraturan dan kerutinan dalam kehidupan sehari-hari, membuat pelaku bisnis mempunyai banyak waktu dan tenaga untuk kegiatan yang kreatif.
i.          Terimalah tanggung jawab secara pribadi untuk mensukseskan sesuatu kegiatan dari suatu keadaan
j.          Mampu menggabungkan sifat pribadi dari individu yang bekerja untuk diri sendiri dalam upaya mencapai hasil maksimum. Keberhasilan akan ditentukan oleh prestasi para karyawan.
k.        Mempunyai keyakinan pada diri sendiri maupun karyawan, yakin akan kemampuan staf dan hasil yang dicapai.
l.          Penampilan diri mempengaruhi citra diri sendiri, apabila tampil baik akan merasa baik juga. Penampilan menentukan positif atau negatif reaksi orang lain dari diri sendiri, pastikan berpenampilan yang menarik.
m.      Mengampil kepuasan merupakan suatu ciri utama dari pelaku usaha yang berhasil. Keputusan diambil dengan informasi dan fakta yang terbatas, jika situasi menghendaki agar mengambil keputusan, buat keputusan dan awasi keputusan untuk diterapkan.
n.        Jalani hidup pada masa sekarang dan jangan boros waktu dengan menyesali kegagalan di masa lalu. Pandang kedepan untuk memberikan pengalaman yang menguntungkan dan memuaskan.

2.2.5. Sikap Mental
Pelaku usaha memiliki pandangan hidup sehat, merupakan individu-individu yang telah mengembangkan cara menilai pengalaman-pengalaman secara sehat.
              Saran berikut merupakan pengembangan sikap mental yang baik:
a.    Pelaku bisnis merupakan orang yang mengetahui bagaimana menemukan kepuasan dalam pekerjaan dan bangga akan prestasi. Tunjukan sikap yang positif terhadap pekerjaan, karena sikap ini menentukan keberhasilan.
b.    Otak merupakan alat yang berdaya luar biasa, menyediakan waktu beberapa saat setiap hari untuk memikirkan suatu kemungkinan terarah pada kegiatan-kegiatan yang berarti.
c.    Sebagai manusia membatasi pikiran pada problem dan kegiatan-kegiatan sehari-hari. Gunakan Imajinasi untuk meluaskan pikiran dan coba berfikir  yang besar-besar. Pelaku usaha yang dapat melihat image besar adalah bersifat wirausaha dan merupakan calon pemimpin bisnis maupun masyarakat.
d.    Humor ikut mengembangkan sikap mental yang sehat, selalu serius dapat merugikan pekerjaan dan tidak sehat. menunjukkan rasa humor berpengaruh pada orang lain dengan jalan menyebarkan optimismedan suasan yang santai.
e.    pikiran harus terorganisasi dengan baik dan amampu memusatkan pada berbagai permasalahan. Mampu memindahkan perhatian dari satu permasalahan ke permasalahan lain dengan upaya yang minim.

2.2.6. Perilaku Positif
Perilaku individu pada dasarnya membiarkan keadaan luar mengendalikan sikap, perilaku usaha menggunakan sikap untuk mengendalikan keadaan. Sikap positif memudahkan untuk memfokus pada kegiatan, kejadian dan atas hasil yang diinginkan. Pengalaman negatif mempunyai segi yang positif. Bersikap secara positif terhadap semua peristiwa dan mencari hikmah dari pengalaman.
Sikap positif dapat dikembangkan dalam jangka waktu lama. Faktor-faktor berikut berguna bagi pelaku usaha dalam mengembangkan sikap positif:
a.       Pusatkan perhatian dan gunakan pikiran secara produktif.
b.      Pilih sasaran positif dalam bekerja.
c.       Bergaul dengan orang yang berpikir dan bertindak secara wirausaha. Cara berpikir dan ciri-ciri dari orang di sekitar berimbas pada diri sendiri.
d.      Jauhi pikiran dan ide negatif.
e.       Diri sendiri yang mengendalikan pikiran dan gunakan pikiran secara produktif.
f.        Selalu awas terhadap peluang-peluang untuk meningkatkan situasi, baik dalam kehidupan pribadi, kehidupan kerja maupun kehidupan masyarakat.
g.      Tinggalkan suatu ide jika tidak menghasilkan yang benar, lebih baik mengubah arah dari pada mengejar ide yang tidak akan berhasil secara memuaskan.
h.      Lingkungan mempengaruhi prestasi, apabila lingkungan tidak memenuhi kebutuhan diri wirausaha, ubah lingkungan atau pindah ke lingkungan lain yang lebih positif dan memungkinkan tercapai sasaran yang diinginkan.
i.        Percaya diri sendiri dan bakat, sukses datang bagi yang percaya pada kemampuan diri sendiri dan menggunakan kemampuan sepenuhnya.
j.        Hilangkan beban mental dengan mengambil tindakan. Pusatkan pikiran pada problem tertentu. Sekali mencapai keputusan, ambil tindakan untuk memecahkan persoalan. Usahakan konflik mental diselesaikan secepat mungkin.
Penelitian mutakhir menunjukan bahwa ciri pokok dari wirausaha berhasil adalah kemampuan untuk mengambil keputusan dalam suasana stress. Mengelola dalam situasi stress yang terus menerus menghendaki keadaan fisik dan mental baik. Paling utama dalam menangani stress meliputi : perhatikan dalam makan dan minum, tidur dan istirahat yang cukup, tidak merokok, memisahkan yang penting dari yang “mendesak” dan dari yang “lain-lain” dimana harus dibuat dan mengutamakan menangani hal-hal yang penting dengan mengambil tindakan tidak berhenti pada rasa cemas. Siapkan rencana darurat untuk menangani apabila terjadi paling buruk, lebih baik, atau paling memungkinkan terjadi. Menghadapi stress, yang perlu diingat adalah menyediakan cukup waktu dan berusaha untuk bekerja sesuai dengan rencana.
2.2.7. Kebiasaan dan Sikap
Perbuatan baik sulit diperoleh, tetapi sekali telah diperoleh merupakan harta yang paling utama. Eksekutif puncak telah menjadikan kebiasaan mulai bekerja pagi-pagi. Bangun dua atau tiga jam lebih dini dari orang biasa merupakan sebuah cara untuk menjadi lebih produktif, ini menghendaki usaha besar, dan tidak menyenangkan. Apabila pelaku usaha dapat membentuk kebiaan selama satu bulam setiap hari, akan menjadi kebiasaan. Menggunakan waktu dini secara produktif, membantu jika pada malam sebelumnya telah memutuskan bagaimana menggunakannya. Kondisi semacam ini akan membawa kebiasaan baik lainnya, merencanakan kegiatan penting hari berikut sebelum pergi tidur setiap malam.
Setelah satu bulan ingin mempertahankan kebiasaan yang baru di peroleh, kemungkinan besar bahwa kebiasaan itu yang baik dan memegang peranan penting dalam prestasi masa depan. Seandainya mengetahui bahwa diri sendiri yang bertanggung jawab atas tindakan-tindakan, seharusnya bersedia meninjau kembali kebiasaan-kebiasaan dalam hubungan dengan tujuan-tujuan masa depan. Kebiasaan baru perlu menggantikan kebiasaan lama agar ikut menunjang keberhasilan masa depan.
2.3. Risiko Usaha
Wirausaha menyukai risiko realistik karena ingin berhasil : mendapatkan kepuasan besar dalam melaksanakan tugas yang sukar tetapi realistik dengan menerapkan keterampilan-keterampilan yang dimiliki, sehingga risiko kecil dan tinggi dihindari karena sumber kepuasan tidak terdapat pada situasi itu. Berarti wirausaha menyukai tantangan yang sukar ytetapi dapat dicapai.
Semakin bertambah besarnya perusahaan, maka bertambah banyak persoalan yanga akan dihadapi. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan menghendaki bahwa pelaku usaha tidak takut mengambil keputusan dan bersedia menerima risiko tertentu. Sebagian pengusaha merasa takut mengambil risiko karena ingin aman dan mengelak kegagalan, tetapi semua tahap pekerjaan mengandung risiko, dimana merupakan bagian dari kegiatan pelaku usaha. Wirausaha bekerja di bawah tekanan dan kondisi pengambilan risiko dan harus mengerti bahwa kemungkinan gagal selalu ada.
2.3.1. Kondisi Berisiko
Kondisi berisiko terjadi apabila pelaku usaha supaya membuat pilihan dari dua alternatif atau lebih, yang mengakibatkan hasilnya tidak diketahui dan harus dinilai secara objektif. Kondisi semacam ini mengandung potensi kegagalan dan keberhasilan. Semakin besar kemungkinan rugi semakin besar risiko yang dihadapi. Sebagai penentu keputusan risiko pelaku usaha harus mengambil keputusan dalam situasi penuh ketidakpastian, dengan menimbang kemungkinan sukses atau rugi. Pelaku usaha dapat memilih alternatif yang “mengandung risiko” atau alternatif “konservatif”, tergantung dari:
a.    Kemampuan daya tarik setiap alternatif
b.    Kesedian menerima kerugian
c.     Kemampuan menerima keberhasilan dan kegagalan
d.    Kemampuan meningkatkan keberhasilan dan mengurangi kerugian.
Ciri-ciri wirausaha saling berkaitan, terutama pada perilaku pengambilan risiko, beberapa kaitan itu antara lain:
a.     Pengambilan risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi realitas.
b.    Pengambilan risiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri. Semakin besar keyakinan pada kemampuan diri sendiri, semakin besar keyakinan akan kesanggupan untuk mempengaruhi hasil dari keputusan-keputusan, dan semakin besar kesediaan untuk mencoba apa yang dilihat orang lain sebagai risiko.
c.    Pengetahuan realistik mengenai kemampuan-kemampuan diri sendiri, realisme demikian membatasi kegiatan-kegiatan pada situasi yang dapat pengaruhi hasil.
2.3.2. Keputusan Risiko
Pengambilan keputusan risiko merupakan masalah yang paling utama dalam merealisasikan potensi pada diri  sendiri sebagai wirausaha. Pengalaman pengambilan risiko dalam hubungnan pribadi dengan anak, istri dan tetangga akan membantu mempeoleh pengalaman untuk menilai kemungkinan-kemungkinan pengambilan risiko seperlunya dan mengelakkan risiko yang kecil.
Pengambilan risiko dalam kehidupan melibatkan suatu kesadaran akan peristiwa-peristiwa masa lalu, perhatian untuk msa depan, dan keinginan untuk hidup di masa sekarang. Apabila tidak bersedia mengambil risiko, maka tidak akan pernah dapat mewujudakan bakat dan kemampuan. Pertumbuhan pribadi dan profesional datang dari hidup di masa sekarang dan mengambil risiko yang perlu untuk mencapai tujuan-tujuan di masa yang akan datang.
Selaku pelaku usaha, harus sadar bahwa pertumbuhan datang dari pengambilan keuntungan peluang-peluang masa sekarang dalam kehidupan pribadi maupun bisnis dan pengambilan risiko untuk mencapai tujuan. Beberapa risiko penting adalah yang membawa belajar mengenai sesuatu yang baru tentang diri sendiri. Situasi-situasi yang mengandung risiko pribadi harus menantang kemampuan, jangan meremehkan nilai diri sendiri, karena dimungkinkan mampu mencapai lebih banyak dari yang di capai sekarang. Pengambilan risiko merupakan bagian penting dalam pertumbuhan pribadi, dan berguna dalam menjalankan kegiatan bisnis.
Menanggung risiko pribadi atas tindakan diri sendiri mengurangi ketergantungan pada orang lain. Wirausaha merupakan orang yang bertanggung jawab, karena mempunyai kekuatan dan kemampuan untuk menentukan masa depan diri sendiri. Apabila orang lain menanggung risiko atas tindakan pribadi pelaku usaha, maka berarti peranan pribadi selaku pelaku usaha atas masa depan diri sendiri sangat lemah. Pribadi pelaku usaha tidak dapat hidup secara penuh karena tidak menanggung risiko atas perbuatan diri sendiri. Sesuatu yang salah dalam kehidupan diri sendiri, maka ini saat yang tepat untuk menanggung risiko demi perbaikan, jika tidak maka situasi akan semakin buruk, dan pemasalahan  semakin sukar dipecahkan.
Risiko timbul saat seseorang menerima tanggungjawab atas keputusan dan tindakan yang dilakukan, dan atas keputusan-keputusan iyulah maka bertanggungjawab mengatasi dengan keyakinan yang lebih besar untuk mengurangi risiko. Sulit memisahkan antara tujuan pribadi dengan tujuan bisnis karena perusahaan merupakan bagian dari hidup, jangan mengaambil risiko yang lebih besar dari yang dapat di tanggung, hal ini merupakan peringatan karena terdapat godaan untuk mempertaruhkan semua demi suatu gagasan.
Sebagai wirausaha jangan mengambil risiko yang tidak diperlukan, usahakan dapat menguasai emosi dan mengambil risiko jika keuntungan sama atau lebih besar dari risiko yang terkandung. Kegiatan utama adalah memutuskan apakah tujuan itu cukup penting untuk dapat membenarkan risiko atau tidak. Kondisi tertentu wirausaha menggunakan intuisi dan menilai tindakan mana saja yang mengandung risiko. Intuisi akan menentukan sejauh mana risiko dan hasil yang diperoleh. Faktor-faktor yang dapat terwujud namun penting adalah bakat, kemampuan, dan pengalaman diri sendiri.
2.3.3. Kembangkan Ide
Risiko dan kreativitas merupakan dua ciri penting wirausaha, berusaha lebih kreatif, menjadi lebih sadar akan ide yang produktif. Apabila dapat memilih dari sejumlah ide-ide yang baik, maka lebih siap mengambil risiko yang perlu untuk melaksanakan ide-ide paling produktif.
Semua orang kreatif, jika telah mengembangkan suatu ide yang kreatif, maka risiko tertentu akan menyertai pelaksanaan, dalam mengurangi risiko ditolaknya suatu ide, saran, berikut dapat membantu mengatasi:
a.         Utarakan ide kepada istri atau teman, lebih baik membicarakan suatu ide sebelum ditulis. Menerangkan suatu ide akan mengantar kepada suatu diskusi, akan menghasilkan suatu perbaikan. Setelah ide menjadi pasti baru ditulis. Masih terdapat kemungkinan terjadi perubahan sebelum mencapai bentuk akhir.
b.        Pilih tempat dan waktu untuk mengemukakan ide kepada orang lain, jangan mengusulkkan ide kepada perusahaan sewaktu megalami krisis. Organisasi berada dalam keadaan stabil, sebelum ide diperkenalkan. Ketepatan waktu sangat penting dalam mengemukakan suatu ide. Pilih waktu ketika orang lain paling terbuka terhadap sesuatu yang baru.
c.         Kemukakan ide sedikit demi sedikit, pertama ajukan konsep total, seiring berjalannya waktu, dan semakin tertariknya orang pada ide, baru rinciannya dikemukakan.
2.3.4. Tipe Pengambil Risiko
Pengambilan keputusan atau risiko sedikit banyak dipengaruhi oleh orang lain, pengalaman lalu, situasi sekarang dan pengharapan-pengharapan masa depan, dalam bisnis dibutuhkan berbagai tipe pengambil risiko. Organisasi tingkat bawah dibutuhkan pekerja yang terampil dalam melaksanakan pekerjaan rutin, sehingga sedikit risiko. Sebagian besar pekerja masuk ke dalam pengambil risiko tipe ini, karena perilaku dapat diramalkan dan membawa kestabilan organisasi.
Tingkat manajemen menengah, terdapat kemungkinan lebih banyak untuk pengambilan risiko. Manajer tingkat menengah lebih banyak mendapat kebebasan untuk inovasi dan membuat perubahan kecil dalam prosedur dan fungsi-fungsi. Posisi ini dapat dianggap sebagai pengambil risiko, tetapi dampak atas keseluruhan organisasi harus minim. Pelaku usaha yang berada pada tingkat teratas, mempunyai kemampuan untuk merumuskan dan menerapkan ide-ide kreatif. Mengantisipasi keberhasilan dalam bisnis, wirausaha diharapkan mengambil risiko dalam mewujudkan ide-ide menjadi kenyataan.
Wirausaha dapat dikatakan “praktis”, apabila organisasi tumbuh berdasarkan pengendalian dan pengarahan dari diri wirausaha sendiri. Wirausaha praktis berorientasi pada hasil dan mempunyai keyakinan akan ide-ide sehingga mampu menerima risiko demi terlaksananya ide tersebut. Sebaliknya, pelaku usaha merasa lebih praktis dalam menyadari keterbatasan diri dan membatasi kegiatan sampai pada aktivitas yang mampu dilaksanakan.
Pelaku usaha yang kreatif dan inovatif akan mengambil risiko yang sedang, bersedia menerima perubahan, mencoba alternative lain dan mengembangkan inovasi untuk barang dan jasa dalam bidang bisnis baru. Pelaku usaha semacam ini menjadi tokoh dalam dunia bisnis, mempunyai ide dan mampu menemukan kombinasi antara orang dan sumber daya lain untuk mewujudkan ide.
2.3.5. Delegasikan Wewenang
Sebagai pelaku usaha, posisi pemimpin mempunyai arti dalam mengarahkan kegiatan-kegiatan orang lain dalam mencapai tujuan perusahaan, tetapi sebaliknya sebagai individu mempunyai kemampuan yang terbatas, oleh karena itu membutuhkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi pada posisi yang lebih tinggi. Pemimpin organisasi diharapkan bersedia memberikan wewenang dan tanggungjawab kepada staf untuk kegiatan-kegiatan tertentu.
Mendelegasikan wewenang dan tanggungjawab kepada orang lain mengandung risiko tertentu. Terdapat akibat-akibat negatif maupun positif berarti pemimpin harus menanggung akibatnya. Pelaku usaha merupakan wirausaha yang berorientasi pada pertumbuhan harus mempunyai staf yang berorientasikna tindakan dan mampu menerima wewenang serta tanggungjawab.
Keuntungan maksimum agar dapat diperoleh, karyawan diberi wewenang dan kebebasan untuk melaksanakan tugas dari tanggungjawab. Pelaku usaha membutuhkan pertolongan orang lain, tetapi seorang pemimpin tidak mempunyai waktu untuk memonitor kegiatan secara langsung, kepercayaan pada staf ditunjukkan oleh jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada penilaian usaha, setiap jawaban memberi petunjuk mengenai kesediaan mengambil risiko dalam mendelegasikan wewenang dan tanggungjawab kepada orang lain dalam organisasi. Pelaku usaha yang dapat mendelegasikan kegiatan kepada orang lain, mempunyai waktu untuk kegiatan yang lebih penting seperti perencanaan jangka panjang atau pengembangan produk-produk baru.
2.3.6. Melaksanakan Perubahan
Setiap melakukan kegiatan harus dapat menentukan apakah ada risiko atau tidak, suatu risiko, kekuatan, posisi dan kewenangan akan mendapat tantangan. Jika diketahui terdapat risiko dalam bisnis, maka dibutuhkan kemampuan untuk menilai situasi secara realistik dan mencari pemecahan. Berani mengambil tindakan korektif yang diperlukan, walaupun mengandung risiko tertentu.
Suatu risiko jelas ada, maka diperlukan pengambilan keputusan atau justru tidak penting, apabila memutuskan mengambil risiko, maka segera melaksanakan suatu rencana pasti dan mulai mengambil tindakan. Rencana-rencana alternatif juga dirancang karena apabila rencana utama tidak berhasil, maka alternatif memungkinkan eksibilitas bila permasalahan berubah.
Suatu rencana sudah dicanangkan kemudian dilaksanakan, sehingga jika rencana dilaksanakan maka dapat mengetahui risiko yang terkandung. Umpan balik yang diterima tidak banyak, kekurangan umpan balik menciptakan keragu-raguan, setelah keputusan dilaksanakan, mempunyai ikatan penuh dengan keputusan sampai dengan masalah terpecahkan. Keyakinan dalam menangani persoalan sangat menentukan, jika yakin serangkaian tindakan akan memecahkan persoalan, maka tindakan tersebut menentukan hasil. Mempromosikan keputusan dan memperoleh dukungan orang lain mempengaruhi suksesnya keputusan.
Kemampuan mengambil risiko pelaku usaha dipengaruhi oleh:
a.       Keyakinan diri,
b.      Kesediaan untuk menggunakan kemampuan sepenuhnya untuk mengubah keadaan,
c.       Kemampuan menilai situasi risiko secara realistis dan mengubah kesempatan kemungkinan,
d.      Menghadapi situasi risiko menurut tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
Tindakan mengambil risiko merupakan bagian hakiki dari pelaku usaha, oleh karena itu perlu menetapkan sasaran yang tinggi untuk diri sendiri, kemudian menggunakan semua kemampuan dan bakat untuk mencapau tujuan-tujuan tersebut, semakin tinggi tujuan, semakin besar risiko yang akan dihadapi.
2.3.7. Evaluasi Risiko
Keberadaan data kuantitatif sangat membantu dalam melakukan evaluasi setiap risiko, menetapkan tujuan-tujuan dan dimungkinkan menggeneralisasikan kemajuan secara sistematis. Melalui data kuantitatif, mampu mengukur hasil-hasil yang dicapai dalam hubungan dengan ide-ide yang telah digariskan. Pelaku usaha diharapkan mengetahui dengan cermat dan makna dari angka-angka tersebut. Data kuantitatif mendukung pengetahuan, latar belakang dan pengalaman dalam mengambil keputusan. Lakukan evaluasi kebutuhan sendiri sebelum memutuskan untuk mengambil risiko. Sebelum mengambil keputusan yang mengandung risiko perhatikan pertanyaan berikut ini:
a.         Apakah risiko sepadan dengan hasil?
b.         Bagaimana risiko dapat dikurangi atau dihindari?
c.         Informasi apa yang diperlukan sebelum risiko diambil?
d.         Sumber-sumber daya mana yang dapat membantu mengurangi risiko dan mencapai tujuan?
e.         Mengapa risiko ini penting?
f.          Apa yang menakutkan dalam mengambil risiko?
g.         Apa pelaku usaha bersedia berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan?
h.         Apa yang dapat dicapai dengan mengambil risiko?
i.           Persiapan-persiapan apa yang perlu dibuat sebelum mengambil risiko?
j.           Bagaimana dapat mengetahui secara kuantitatif bahwa tujuan telah tercapai?
k.         Apa halangan-halangan terbesar dalam mencapai tujuan?
Proses pemeriksaan diri penting dalam mengambil risiko. Daftar pertanyaan hanya contoh dari serangkaian pertanyaan yang harus dijawab sebelum menanggung risiko. Mengambil risiko sebelum mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini, dapat mengakibatkan kegagalan.
2.3.8. Pengambilan Risiko
Perilaku mengambil risiko kewirausahaan semakin diakui sebagai sesuatu yang penting bagi manajemen tingkat puncak. Terdapat beberapa perusahaan memiliki keinginan untuk maju memilih laki-laki atau wanita wirausaha yang berani mengambil risiko dan berinovasi, daripada manajemen yang bersifat meneruskan dari perusahaan yang sudah ada.
Pengambilan risiko merupakan gaya perilaku, dengan penuh perhitungan, merupakan suatu keterampilan yang dapat ditingkatkan. Prosedur untuk menganalisis sebuah risiko:
1.      Taksiran Risiko
Pertama menaksir ada tidaknya risiko, yaitu apa terdapat potensi rugi dalam memilih sebuah alternative. Missal, dihadapkan pada kebutuhan peningkatan produksi untuk memenuhi tambahan permintaan. Pilihannya adalah sebagai berikut:
a.       Tetap pada tingkat permintaan sekarang,
b.      Membeli peralatan lebih banyak untuk memenuhi permintaan,
c.       Menyewa peralatan untuk memenuhi permintaan,
d.      Mensubkontrakkan kepada produsen-produsen yang lebih kecil.
Apabila mempunyai arus kas yang baik, cadangan kas kuatm atau kemudahan kredit baik, dan jika permintaan dapat dipastikan meningkat pada waktu yang akan datang, maka disini terdapat sedikit risiko dalam memutuskan salah satu satu dari alternatif-alternatif, meskipun alternatif pertama merupakan pilihan yang tidak bijaksana untuk diambil karena mengabaikan peluang peningkatan laba.
Keadaan lain, peningkatan permintaan tidak dapat dipastikan. Misalkan saja produk atau jasa bisa menjadi using karena inovasi-inovasi dari pihak pesaing, atau lebih banyak perusahaan yang masuk dalam bidang yang sama, atau pasar sedang mendekati titik jenuh. Lebih jauh lagi, bisnis tidak mampu menginvestasi jumlah yang dikehendaki karena tidak ada kepastian apakah modal akan kembali. Kondisi ini, terdapat berbagai derajat risiko, dan berkaitan dengan berbagai tingkat laba potensial (sukses) untuk berbagai alternatif.
2.      Tujuan dan Sasaran
Langkah berikutnya adalah mempertimbangkan kebijakan-kebijakan dan sasaran-sasaran perusahaan. Sasaran sebuah perusahaan dirumuskan: mencapai pertumbuhan secara perlahan, mantap, atau tidak tumbuh atau pertumbuhan dalam bidang produk lain. Pelaku usaha berani memutuskan apakah risiko yang muncul itu taat azas dengan tujuan dan sasaran perusahaan. Apabila saat azas, proses pengambilan keputusan diteruskan dan lakukan penaksiran alternatif secara rinci.
3.      Teliti Alternatif
Contoh: pengambilan risiko tertentu (keputusan untuk meluaskan produksi) konsisten dengan sasaran-sasaran perusahaan, maka langkah selanjutnya mengadakan survey berbagai alternatif. Alternatif-alternatif ditentukan secara rinci sehingga semua biaya dapat ditelaah dengan obyektif. Sebagian besar biaya merupakan biaya finansial. Tetapi jika ditinjau memungkinkan sebaiknya memperhitungkan “biaya pribadi”, sosial dan fisik. Misal: apakah kegagalan akan menjatuhkan prestise sosial? Perlu menentukan biaya keuangan dan biaya-biaya lain untuk setiap alternatif yang dapat dijalankan.
4.      Kumpulkan Alternatif
Tahap selanjutnya mengumpulkan informasi secara intensif sehingga penaksiran setiap kemungkinan realistik dapat dibuat secara realistik. Ramalan pasar dibuat untuk setiap permintaan dalam berbagai kemungkinan kondisi yang dapat terjadi. Reaksi dari pesaing ditaksir dan akibat dari reaksi diperhitungkan. Berbagai akibat sebaiknya ditelusuri dengan kesimpulan-kesimpulan logis sebagai berikut:
a.       Apabila permintaan mendekati titik kejenuhan, apakah modifikasi, produk mendorong kenaikan permintaan di pasar baru.
b.      Apakah terdapat pasar-pasar baru jika kegiatan persaingan mengurangi bagian pasar yang sekarang?
c.       Dapatkah peralatan mesin dimodifikasi dengan mudah untuk membuat produk-produk lain?
d.      Apakah ada kemungkinan para pembekal dan subkontraktor menaikkan harga-harga jika permintaan bertambah?
Laba yang diperoleh perusahaan untuk setiap alternatif diukur atas dasar informasi pasar, ramalan-ramalan dari permintaan masa depan, penaksiran reaksi persaingan, dan berbagai ramalan lain termasuk perilaku dari yang terlibat dalam situasi ini, seperti perusahaan jasa keuangan atau produsen peralatan.
5.      Minimkan Risiko
Menentukan langkah yang berisikan penaksiran secara realistik tentang sejauh mana dapat mempengaruhi keadaan, mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a.       Kesadaran yang jelas tentang kemampuan dan kekuatan perusahaan,
b.      Kreativitas dalam menentukan cara mengubah keadaan (demi keuntungan),
c.       Kemampuan merencanakan taktik dan strategi untuk mewujudkan perubahan,
d.      Dorongan, energi dan antusias untuk melaksanakan strategi.
6.      Rencanakan dan Laksanakan Alternatif
Sebuah alternatif telah dipilih, susunan sebuah rencana untuk pelaksanaan. Rencana membuat jadwal, rumusan tujuan yang jelas, seperangkat rencana darurat untuk hasil yang akan terjadi, dan proses umpan balik, sehingga perubahan-perubahan yang diperlukan dilaksanakan dengan segera.


BAB III
ANALISIS USAHA AR-RAUDHOH SALON MUSLIMAH
3.1. Karakteristik Wirausaha Ar-Raudhoh Salon Muslimah
Berdasarkan definisi dari wirausahawan atau entrepreneur, yang mana seseorang yang menghadapi risiko di masa mendatang dan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dengan menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga mengalami peningkatan terhadap usaha. Maka, terdapat karakteristik dari entrepreneur pada usaha Ar-Raudhoh Salon Muslimah ini yang sesuai dengan teori kewirausahaan. Karakteristik tersebut yaitu sebagai berikut:
a.         Menghasilkan keuntungan atau laba
Usaha salon muslimah ini berkemungkinan menghasilkan keuntungan setelah mencapai BEP atau titik impas selama 4 tahun, sesuai dengan pelayanan atau pendapatan atas pelanggan.
b.        Menerima segala risiko dan menangani dengan efisien
Segala risiko sudah di pikirkan, salah satunya yaitu keluhan dari pelanggan, dst. Dalam menangani segala risiko juga akan ditangani dengan seefisien mungkin tanpa merugikan pelanggan dan usaha.
c.         Usaha dapat berkembang
Setelah berdiri cukup lama, harapan Ar-Raudhoh Salon Muslimah ini yaitu memperluas usaha dengan membuka lisensi atau pembelian merek, kerjasama investasi, dll. Sehingga dengan begitu, usaha salon muslimah ini dapat tersebar luas dan semakin besar, khususnya bagi seluruh Indonesia.
d.        Usaha akan menambah inovasi
Ar-Raudhoh Salon Muslimah ini akan melakukan banyak inovasi, baik dari perawatan rambut, wajah serta tubuh. Inovasi dengan bahan-bahan yang digunakan, serta peralatan dan pelayanan yang nyaman serta unik sehingga pelanggan tidak akan berpindah ke salon lain.
Berdasarkan karakteristik entrepreneur yang dikemukakan oleh beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa entrepreneur harus memiliki motivasi kerja kerjas, mempunyai jaringan (network), inovasi dan keinginan bertumbuh, serta pengambil risiko. Dan kondisi tersebut dapat menimbulkan tekanan (stress) bagi entrepreneur pada inovasi, risiko dan hambatan dalam usaha tersebut. Dalam mengatasi tekanan (stress) tersebut Ar-Raudhoh Salon Muslimah melalui memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
a.         Menciptakan jaringan (networking)
Salon muslimah ini membangun hubungan baik dengan beberapa pihak yang dalam bidangnya, seperti entrepreneur lain yang mempunyai usaha yang sama, komunitas kecantikan (jika ada), dll.
b.        Keluar dari persoalan secara total
Diperlukan istirahat dari kegiatan rutin. Di Ar-Raudhoh Salon Muslimah ini, pemilik sekaligus manajernya tidak selalu berada di tempat usaha. Dan pada hari Jum’at, usaha salon muslimah ini tidak beroperasi atau tutup, sehingga dapat istirahat total dari pekerjaan, tidak terjadi kepenatan kerja serta menciptakan kesegaran pada pikiran dan tubuh.
c.         Berkomunikasi dengan pekerja
Setiap minggu diadakan evaluasi pada seluruh kegiatan usaha salon ini, baik dengan divisi maupun dengan karyawan. Dengan begitu, karyawan dapat berkomunikasi baik dengan pemilik sekaligus manajer usaha salon tersebut.
d.        Menciptakan kepuasan diluar perusahaan
Kepuasan diluar perusahaan disini termasuk kegiatan pribadi.
e.         Pendelegasian
Manajer tidak mengerjakan pekerjaan tersebut sendiri tanpa bantuan karyawan. Tujuan adanya divisi dalam usaha Ar-Raudhoh Salon Muslimah ini, yaitu sebagai wakil atau membantu manajer dalam menyelesaikan seluruh tugas yang di emban. Sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan mudah dan teratur. 


3.2. Jiwa Kewirausahaan
Ar-Raudhoh Salon Muslimah ini sudah menerapkan konsep jiwa wirausaha seperti yang tertera dalam tinjauan pustaka. Ar-Raudhoh Salon Muslimah ini sangat percaya diri dalam mendirikan usaha serta mengembangkan ide-ide kreatif walaupun masih tergolong usaha kecil dan banyak kompetitor yang sudah cukup terkenal. Namun dari risiko tersebut, Ar-Raudhoh Salon Muslimah tidak pantang menyerah dengan melakukan banyak promosi yang efektif dan efisien yang langsung menargetkan ke beberapa segmen saja, dalam segmen pasar yang dituju disini yaitu khusus wanita muslimah dan wanita pada umumnya. Kemudian menetapkan tempat usaha yang cukup strategis, serta bekerja sama dengan berbagai instansi pendidikan serta instansi kerja dalam menunjang kebutuhan setiap wanita.
Ar-Raudhoh Salon Muslimah ini juga berorientasi pada tugas dan hasil. Hal tersebut terbukti dengan komitmen tingkat kepuasan pelanggan terhadap permintaan, yang sudah diimbangi dengan konsultasi gratis yang diberikan kepada pelanggan. Hal itulah yang membuktikan bahwa Ar-Raudhoh Salon Muslimah telah beorientasi dengan masa depan usahanya.
3.3. Analisis Risiko Usaha
Dalam menganalisa analisis usaha menggunakan analisis SWOT untuk mengetahui apa saja yang menjadi faktor Strenght, Weakness, Opportunity, Threats. Berikut merupakan analisis SWOT Ar-Raudhoh Salon Muslimah sebagai berikut:
a.         Strength (Kekuatan)
Keunggulan sumber daya, keterampilan atau keahlian terhadap persaingan dan kebutuhan pasar yang dilayani. Kekuatan dari Ar-Raudhoh Salon Muslimah yaitu:
1.         Mempekerjakan sumber daya manusia / karyawan yang memiliki keahlian khusus bidang hairstylist dan beauty and spa.
2.         Memberikan fasilitas yang nyaman dengan pelayanan yang ramah dan berbeda dengan salon yang lain (salon muslimah).
3.         Memberikan konsultasi gratis.
4.         Memiliki konsep atau model tatanan rambut yang mengikuti zaman.
5.         Memiliki official account atau berbasis internet untuk pemesanan / reservasi nomor antrian.
6.         Menggunakan bahan-bahan tradisional.
7.         Biaya menyesuaikan dengan permintaan pelanggan, yang cukup terjangkau.
8.         Menerima komplain jika terjadi kesalahan dalam proses pelayanan.

b.        Weakness (Kelemahan)
Keterbatasan yang terdapat dalam Ar-Raudhoh Salon Muslimah ini masih menjadi kelemahan dalam proses berwirausaha, sebagai berikut:
1.         Sumber daya manusia atau karyawan yang terbatas dengan keahlian serta pengalaman bekerjanya dalam bidang kecantikan.
2.         Banyaknya kompetitor atau pesaing yang sudah besar dan cukup terkenal di Kudus.
3.         Belum mendapatkan supplier atau penyedia bahan, terutama bahan-bahan tradisional.
4.         Pelanggan baru yang tidak menjadi konsumen setia atau loyal, karena hanya uji coba saja saat penawaran salon. Sehingga akan sangat sulit mencari pelanggan yang setia.
c.         Opportunity (Peluang)
Situasi utama yang menguntungkan dalam lingkungan usaha pada Ar-Raudhoh Salon Muslimah yaitu:
1.         Usaha sangat menarik dan sangat terbatas terutama di Kudus, sehingga potensinya besar.
2.         Usaha ini sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan wanita, khususnya wanita muslimah.
3.         Peluang bagi anak muda yang kreatif dan ingin berwirausaha.
4.         Lokasi yang cukup strategis, dekat area sekolah, universitas, dan perkantoran.
d.        Threats (Ancaman)
Situasi utama yang tidak menguntungkan dalam lingkungan usaha meliputi sebagai berikut:
1.         Sumber daya manusia atau karyawan yang memiliki keahlian dan pengalaman yang terbatas.
2.         Kompetitor atau pesaing yang sudah terkenal.
3.         Promosi yang dilakukan pesaing lebih besar.
3.4. Strategi Menghadapi Risiko Usaha
Berdasarkan teori yang mana dalam berwirausaha, pelaku bisnis dalam mengambil keputusan menentukan risiko yang akan terjadi pada perusahaan tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan dengan kondisi risiko yang tinggi. Berikut ini merupakan strategi dalam menghadapi risiko di Ar-Raudhoh Salon Muslimah:
a.         Melakukan pelatihan bagi karyawan yang dibimbing langsung oleh kepala divisi yang memiliki keahlian serta pengalaman tinggi.
b.        Melakukan promosi yang menarik, efektif dan efisien.
c.         Memberikan pelayanan terbaik yang ramah sehingga pelanggan puas dan mau kembali lagi untuk menikmati pelayanan kembali.
d.        Mencari supplier atau penyedia bahan yang konsisten atas ketersediaan bahan-bahan tradisional yang dibutuhkan salon.
e.         Melakukan konsep yang menarik dalam bidang kecantikan sesuai zaman.
f.          Memberikan konsultasi gratis, sehingga pengetahuan pelanggan semakin luas dan permintaan sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
g.        Mengadakan evaluasi kerja bagi seluruh karyawan setiap 1 minggu sekali.



BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan teori yang sesuai dengan tinjauan pustaka, Ar-Raudhoh Salon Muslimah sudah menerapkan teori tersebut yang mana salon ini merupakan inovasi baru dari salon-salon yang sudah ada dengan risiko yang sudah dipikirkan dan dipertimbangkan. Usaha tersebut berdiri dengan banyak pertimbangan, dengan jiwa kewirausahaan yang terbukti mampu mengembangkan usaha serta menarik konsumen dengan berbagai promosi yang dilakukan. Keunggulan dari Ar-Raudhoh Salon Muslimah ini serta perbedaan dengan salon yang lain yaitu salon ini dikhususkan hanya untuk wanita muslimah dan wanita pada umumnya, mulai dari remaja hingga dewasa dengan menggunakan bahan-bahan tradisional serta bahan modern.
Strategi dalam menghadapi risiko yang diperkiran yaitu melakukan pelatihan bagi karyawan, memberikan free konsultasi kepada pelanggan, sehingga akan diberikan pelayanan terbaik serta kepuasan bagi pelanggan. Strategi ini diharapkan menjadi keunggulan atau kekuatan dari Ar-Raudhoh Salon Muslimah ini dan menjadi peluang atau potensi yang bagus bagi anak bangsa.
4.2. Saran
Usaha bisnis Ar-Raudhoh Salon Muslimah ini mempunyai prospek yang sangat baik, peneliti kecantikan dan kesehatan juga tidak meragukannya lagi bahkan untuk beberapa tahun kedepan. Harapan kami yaitu semoga banyak orang yang terinspirasi dengan adanya Ar-Raudhoh Salon Muslimah, sehingga mampu menciptakan usaha yang unik sekaligus kreatif yang dibutuhkan banyak orang serta dapat membuka lapangan kerja baru, baik dalam industri yang sama maupun industri yang lain. Dan menciptakan jiwa kewirausahaan yang mampu dan berani mengambil risiko yang harus dihadapi dalam berwirausaha.



LAMPIRAN
Banner Usaha


Denah Lokasi

 




DAFTAR PUSTAKA
Sukirman. 2014. Kewirausahaan (Kasus dan Implementasi) Edisi Ketujuh. Semarang: Galaksi Nusindo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Proposal Usaha Salon Muslimah

Analisis Proposal Kewirausahaan Kripik Talas Kaya Rasa